Dihantam Corona, Performa Blue Bird Bakal Oleng di Q1-2020

Monica Wareza & Hidayat Arif Subakti, CNBC Indonesia
20 April 2020 12:35
RUPS Blue Bird (CNBC Indonesia/Tito Bosnia)
Foto: CNBC Indonesia/Tito Bosnia

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan penyedia layanan transportasi PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyebutkan kinerja perusahaan sepanjang kuartal I-2020 turun cukup signifikan secara year on year (YoY). Penurunan kinerja ini terutama disebabkan oleh kinerja divisi taksi penumpang yang terdampak karena penyebaran Covid-19 sejak awal tahun ini.

Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengatakan divisi taksi terdampak paling besar mulai dari kawasan wisata di Bali dan Lombok yang mengalami penurunan di Januari dan Februari.

Perlambatan terus terjadi setelah banyak kota besar, terutama Jakarta, juga terdampak Covid-19 di Maret 2020.

"Kami tentunya masih menunggu laporan yang akan disampaikan ke OJK [Otoritas Jasa Keuangan] tapi pasti ada di bawah performa kuartal pertama tahun lalu karena impact Covid-19 ini yang dimulai di pertengahan Februari atau awal Maret, cukup drastis," kata Adrianto dalam dialog dengan CNBC Indonesia TV, Senin (20/4/2020).


Sementara itu, kinerja dari divisi angkutan bus dinilai tak terlalu terpengaruh mengingat kerja sama yang dilakukan dengan beberapa korporasi dalam bentuk kontrak jangka panjang.

Selain itu, perusahaan sampai saat ini telah melakukan sejumlah switching dan shifting untuk menutupi potensi kerugian yang terjadi, yaitu dengan melakukan layanan chat order delivery di mana perseroan bekerjasama dengan sejumlah supermarket untuk melakukan grocery shopping serta layanan corporate rental yang masih berjalan.

"Tentunya worst scenario [skenario terburuk] kalau pandemi ini terus menyebar belum terkontrol itu ada worst scenario sampai akhir tahun akan buat ekspansi penumpang harus dilihat lagi, apakah new normal akan mencakup pergerakan mobilitas penumpang orang atau dokumen dan keperluan lain untuk pengusaha karena PSBB [pembatasan sosial berskala besar] ini tetap di rumah dan sebagainya," terang dia.

Untuk mengurangi beban perusahaan, Adrianto menyatakan telah melakukan pembicaraan ke perbankan untuk melakukan restrukturisasi pinjamannya.


Dia mengatakan sejak adanya pemberlakuan PSBB, performa perseroan memang menjadi negatif terutama bagi divisi taksi, bahkan hampir di 17 Kota wilayah PSBB kinerja Blue Bird turun drastis. Bahkan di Jakarta yang merupakan wilayah operasional terbesar menjadi salah satu wilayah operasional yang paling terdampak sejak minggu kedua Maret 2020.

Meski tidak mampu menutupi sepenuhnya dampak Covid-19, Adrianto juga mengaku bahwa perusahaan telah melakukan efisiensi dengan memangkas gaji sejumlah direksi dan komisaris untuk melakukan penghematan.

Namun sampai saat ini pihak perseroan sendiri masih menahan diri untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK bagi para karyawan.

"Kami juga sama melakukan efisiensi cost seperti memangkas gaji direksi, ke komisaris juga kami lakukan penghematan, ada sektoral yang memang tetap bekerja full ada juga divisi yang wfh sehingga ada aktivitas yang berkurang namun kami masih menahan restrukturisasi" ujar Adrianto.

Sebagai perbandingan, tahun lalu, BIRD mencatatkan laba bersih senilai Rp 314,56 miliar, atau turun 31,21% dari laba bersih perusahaan pada akhir 2018 yang senilai Rp 457,30 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perusahaan, turunnya laba bersih ini salah satunya disebabkan karena penurunan pendapatan sebesar 4,05% secara year on year (YoY), dari senilai Rp 4,21 triliun per 31 Desember 2018 menjadi sebesar Rp 4,04 triliun di akhir Desember 2019.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Usai Pandemi, Taksi Konvensional Siap Nge-Gas Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular