
Hawa Great Depression Kian Terasa, Rupiah Terlemah di Asia...
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 April 2020 10:13

Ya, The Great Lockdown memang pas dengan situasi saat ini. Gara-gara penyebaran virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19) yang sangat masif, hinggap di lebih dari 200 negara, gerak masyarakat menjadi terbatas atau malah dibatasi.
Pemerintah di berbagai negara menginstruksikan warganya untuk tetap di rumah, jangan pergi kecuali untuk urusan yang sangat mendesak. Ini dilakukan untuk mengurangi ruang gerak penyebaran virus corona, yang menular seiring interaksi dan kontak antar-manusia.
Manusia kini seakan 'dikunci', dicabut kodratnya sebagai makhluk sosial. Pembatasan sosial (social distancing) bahkan karantina wilayah (lockdown) menjadi norma baru.
Upaya untuk menyelamatkan nyawa ini harus dibayar dengan harga mahal, aktivitas ekonomi berputar dengan dengan sangat lambat atau bahkan bisa berhenti sama sekali. Akibatnya, resesi bahkan depresi menjadi sesuatu yang sangat nyata.
Dalam situasi penuh kecemasan ini, investor memilih untuk bermain sangat aman dengan memegang uang tunai. Jika kondisi terus memburuk (semoga tidak, ya Tuhan), maka memang paling aman memegang uang tunai agar bisa tetap memenuhi segala keperluan.
Namun tidak sembarang uang tunai yang dicari, tetapi dolar AS. Maklum, mata uang Negeri Adidaya adalah mata uang global, bisa diterima di mana saja dan bisa menyelesaikan semua urusan.
Jadi tidak heran dolar AS kini menjadi sangat perkasa, karena menjadi primadona yang dicari semua orang. Keperkasaan dolar AS memakan tumbal seluruh mata uang negara lain, tidak terkecuali rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pemerintah di berbagai negara menginstruksikan warganya untuk tetap di rumah, jangan pergi kecuali untuk urusan yang sangat mendesak. Ini dilakukan untuk mengurangi ruang gerak penyebaran virus corona, yang menular seiring interaksi dan kontak antar-manusia.
Manusia kini seakan 'dikunci', dicabut kodratnya sebagai makhluk sosial. Pembatasan sosial (social distancing) bahkan karantina wilayah (lockdown) menjadi norma baru.
Dalam situasi penuh kecemasan ini, investor memilih untuk bermain sangat aman dengan memegang uang tunai. Jika kondisi terus memburuk (semoga tidak, ya Tuhan), maka memang paling aman memegang uang tunai agar bisa tetap memenuhi segala keperluan.
Namun tidak sembarang uang tunai yang dicari, tetapi dolar AS. Maklum, mata uang Negeri Adidaya adalah mata uang global, bisa diterima di mana saja dan bisa menyelesaikan semua urusan.
Jadi tidak heran dolar AS kini menjadi sangat perkasa, karena menjadi primadona yang dicari semua orang. Keperkasaan dolar AS memakan tumbal seluruh mata uang negara lain, tidak terkecuali rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular