Pusing Pilih Reksa Dana Apa Saat Corona? Ini Rekomendasinya

Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 April 2020 16:16
Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia) menyarankan investor untuk memilih reksa dana campuran dan reksa dana pendapatan tetap (fixed income) di tengah kondisi pasar yang saat ini masih belum menentu.

Ketidakpastian pasar yang disebabkan karena pandemi Covid-19 ini membuat banyak aset mengalami koreksi dalam, termasuk juga dialami reksa dana secara keseluruhan selama kuartal I-2019.

Direktur Schroders Indonesia Irwanti mengatakan penempatan investasi bagi investor bergantung pada tingkat risiko masing-masing. Hal ini didasarkan pada aset level yang dipilih oleh investor. Namun dalam kondisi saat ini masih belum disarankan untuk memilih reksa dana saham karena masih belum adanya sentimen yang mempengaruhi pergerakan saham menjadi lebih positif.

"Untuk saat ini memang aset alokasi reksa dana masih di campuran. Kenapa? Karena ketidakpastian ekonomi masih sangat besar," kata Irwanti, Selasa (14/4/2020).


Jenis reksa dana lainnya yang bisa menjadi pilihan adalah reksa dana berbasis fixed income yang berisi mayoritas surat utang atau obligasi, lantaran tingkat imbal hasil dari surat utang milik negara saat ini dinilai atraktif.

"Saat ini kepemilikan foreign [asing di surat berharga negara] 32% ini level yang rendah itu mendasari view kami. Dengan yield [imbal hasil] 8% dan foreign ownership turun lebih dari 5% saatnya collect aset obligasi dalam negeri," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/4/2020).

"Apalagi dengan kebijakan easing [kelonggaran moneter] seluruh negara termasuk Indonesia nantinya butuh waktu sebabkan dolar AS melemah dan suku bunga tetap rendah sehingga obligasi masih kasih return cukup besar," terang dia.

Sementara itu, untuk masuk ke reksa dana dengan aset dasar saham (reksa dana saham) dinilai masih perlu menunggu waktu yakni ketika terjadi perlambatan jumlah pasien Covid-19 terjadi.

Menurut dia, dengan jumlah penderita Covid-19 yang saat ini sudah mencapai 2 juta orang di seluruh dunia masih cukup memberatkan pasar saham.


Sentimen selanjutnya yang ditunggu-tunggu pasar saat ini adalah ditemukannya vaksin untuk menghentikan virus ini. Meski saat ini sudah banyak perusahaan yang mendeklarasikan diri menemukan vaksin, namun masih dibutuhkan waktu yang panjang untuk memastikan vaksin tersebut bisa digunakan oleh banyak orang.

"Kalau masih bertambah negara-negara yang masih takut angkat lockdown dan dampak ekonomi akan relatif besar. Makanya saat ini investasi di reksa dana campuran yang ada proteksi obligasi dan kesempatan return dari saham," tandasnya.

Pada awal April, lembaga riset reksa dana, Infovesta mencatat sejak awal tahun kinerja reksa dana dalam negeri mayoritas negatif, terutama karena adanya pandemi corona yang berdampak pada pasar modal dalam dan luar negeri.

Sepanjang kuartal I-2020, reksa dana yang paling dalam terkoreksi adalah jenis reksa dana (RD) saham yang kinerjanya sudah ambles 27,58%. Koreksi RD saham ini sejalan dengan pelemahan yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode yang sama yang melemah 27,95%.

Kinerja terlemah selanjutnya terjadi pada reksa dana campuran yang tercermin pada Infovesta 90 Balance Fund Index yang melemah 15,51%.

NoNama IndeksKinerja YTD 31 Maret 2020
(31 Desember 2019 - 31 Maret 2020) (%)
Kinerja MoM 31 Maret 2020
(28 Februari 2020 - 31 Maret 2020) (%)
1Indeks Harga Saham Gabungan-27,95-16,76
2Infovesta 90 Balanced Fund Index-15,51-9,71
3Infovesta 90 Equity Fund Index-27,58-15,96
4Infovesta 90 Fixed Income Fund Index-1,76-3,44
5Infovesta 90 Money Market Fund Index1,290,40
6Infovesta Corporate Bond Index1,410,20
7Infovesta Government Bond Index-1,61-3,31


Lebih lanjut indeks 90 reksa dana pendapatan tetap sepanjang 3 bulan pertama tahun ini terkoreksi lebih tipis sebanyak 1,76%. Padahal reksa dana ini lebih defensif selama 2 bulan pertama namun akhirnya longsor di Maret 2020.

Satu-satunya jenis reksa dana yang berkinerja positif dan stabil sejak awal tahun adalah reksa dana pasar uang yang tercermin dari indeks 90 reksa dana pasar uang Infovesta. Sejak Januari hingga Maret, reksa dana ini secara konsisten memberikan imbal hasil (return) 1,29%.

 



[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Live! Asing Keluar Terus, Gimana Strategi Manajer Investasi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular