
Corona di ASEAN Bikin Cemas, Investor Tekan Tombol Panik?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 April 2020 09:01

Situasi berbeda terjadi di Eropa, di mana perlambatan kasus baru terus terjadi. Di Spanyol, Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan bahwa virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini mulai terkendali.
"Api mulai bisa dikendalikan. Laju pertumbuhan kasus baru terus menurun," kata Sanchez dalam rapat parlemen, seperti diberitakan Reuters.
Sejak 3 Maret hingga 9 April, laju pertumbuhan kasus corona di Negeri Matador adalah 35,3% per hari. Namun dalam 10 hari terakhir, pertumbuhannya stabil di kisaran satu digit.
Â
Demikian pula dengan di Jerman. Robert Koch Institute mencatat jumlah kasus corona di Negeri Panser pada 12 April adalah 120.479. Naik 2,4%.
Meski masih naik, tetapi lajunya adalah yang paling lambat sejak setidaknya 2 Maret. Juga sudah jauh di bawah rata-rata pertumbuhan harian selama 2 Maret-12 April yang 18,75%.
"Saya bisa bilang bahwa angka terakhir memberikan harapan, meski kita harus selalu waspada. Kurva kasus semakin mendatar, dan angka pasien baru semakin menurun. Kita boleh berbahagia untuk itu," kata Angela Merkel, Kanselir Jerman, seperti diwartakan Reuters.
Angka yang kontras di Eropa dan Asia tentu jadi salah satu pertimbangan investor. pandemi virus corona yang masih mengkhawatirkan di Asia, terutama Asia Tenggara, membuat pelaku pasar berpikir dua kali untuk masuk. Akibatnya, bursa saham Asia bergerak ke selatan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
"Api mulai bisa dikendalikan. Laju pertumbuhan kasus baru terus menurun," kata Sanchez dalam rapat parlemen, seperti diberitakan Reuters.
Sejak 3 Maret hingga 9 April, laju pertumbuhan kasus corona di Negeri Matador adalah 35,3% per hari. Namun dalam 10 hari terakhir, pertumbuhannya stabil di kisaran satu digit.
Demikian pula dengan di Jerman. Robert Koch Institute mencatat jumlah kasus corona di Negeri Panser pada 12 April adalah 120.479. Naik 2,4%.
Meski masih naik, tetapi lajunya adalah yang paling lambat sejak setidaknya 2 Maret. Juga sudah jauh di bawah rata-rata pertumbuhan harian selama 2 Maret-12 April yang 18,75%.
"Saya bisa bilang bahwa angka terakhir memberikan harapan, meski kita harus selalu waspada. Kurva kasus semakin mendatar, dan angka pasien baru semakin menurun. Kita boleh berbahagia untuk itu," kata Angela Merkel, Kanselir Jerman, seperti diwartakan Reuters.
Angka yang kontras di Eropa dan Asia tentu jadi salah satu pertimbangan investor. pandemi virus corona yang masih mengkhawatirkan di Asia, terutama Asia Tenggara, membuat pelaku pasar berpikir dua kali untuk masuk. Akibatnya, bursa saham Asia bergerak ke selatan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular