
Usai Dilibas Rupiah dkk di Asia, Dolar AS Juga Keok di Eropa
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 April 2020 21:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) dilibas rupiah pada perdagangan Kamis (9/4/2020), meski masih cukup kuat melawan mata uang utama Asia lainnya. Namun melawan mata uang Eropa, greenback keok.
Rupiah pada perdagangan hari ini perkasa, melesat lebih dari 2% sementara mata uang utama Asia lainnya ada yang melemah dan ada juga yang menguat meski masih di bawah 0,3%. Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang Asia hingga pukul 16:25 WIB.
Sementara itu di Eropa, pada pukul 19:47 WIB, euro dan poundsterling masing-masing menguat 0,18% dan 0,23% melawan dolar AS ke US$ 1,0877 dan US$ 1,2413. Dolar AS juga melemah melawan franc Swiss sebesar 0,12% ke 0,9705/US$.
Lonjakan klaim tunjangan pengangguran AS cukup membebani Mata Uang Paman Sam ini. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang pekan lalu terjadi penambahan jumlah klaim tunjangan pengangguran sebanyak 6,6 juta, sekali lagi jauh melampaui prediksi para ekonom sebanyak 5 juta klaim.
Sementara pada pekan sebelumnya, jumlah klaim direvisi naik menjadi 6,8 juta dari sebelumnya 6,6 juta klaim. Meroketnya jumlah klaim tersebut terjadi akibat pandemi virus corona (COVID-19) yang membuat dunia usaha menghentikan aktivitasnya. Total dalam tiga pekan terakhir, jumlah klaim pengangguran di AS sudah lebih dari 15 juta klaim.
Guna memerangi pandemi COVID-19 dan meminimalisir dampaknya ke perekonomian, pemerintah AS mengumumkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun, terbesar sepanjang sejarah yang pernah dikucurkan.
Sementara itu, bank sentral AS (The Fed) sudah membabat habis suku bunga menjadi 0-0,25% dan mengumumkan program pembelian aset atau quantitative easing (QE) dengan nilai tak terbatas.
Terbaru beberapa saat lalu, The Fed mengumumkan detail salah satu stimulusnya berupa pinjaman ke dunia usaha senilai US$ 2,3 triliun.
Program yang diberi nama Main Street tersebut akan diberikan kepada perusahaan dengan jumlah tenaga kerja hingga 10.000 orang, dan pendapatan kurang dari US$ 2,5 miliar pada tahun 2019 lalu. Pembayaran pokok dan bunga pinjaman tersebut akan ditangguhkan selama satu tahun.
Pengumuman tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, sehingga indeks Dow Jones Industrial Average naik 303 poin (+1,29%) pada pembukaan perdagangan. Ketika sentimen pelaku pasar membaik, maka daya tarik dolar AS sebagai aset aman (safe haven) akan berkurang, dan mata uang lainnya mampu menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Rupiah pada perdagangan hari ini perkasa, melesat lebih dari 2% sementara mata uang utama Asia lainnya ada yang melemah dan ada juga yang menguat meski masih di bawah 0,3%. Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang Asia hingga pukul 16:25 WIB.
Lonjakan klaim tunjangan pengangguran AS cukup membebani Mata Uang Paman Sam ini. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang pekan lalu terjadi penambahan jumlah klaim tunjangan pengangguran sebanyak 6,6 juta, sekali lagi jauh melampaui prediksi para ekonom sebanyak 5 juta klaim.
Sementara pada pekan sebelumnya, jumlah klaim direvisi naik menjadi 6,8 juta dari sebelumnya 6,6 juta klaim. Meroketnya jumlah klaim tersebut terjadi akibat pandemi virus corona (COVID-19) yang membuat dunia usaha menghentikan aktivitasnya. Total dalam tiga pekan terakhir, jumlah klaim pengangguran di AS sudah lebih dari 15 juta klaim.
Guna memerangi pandemi COVID-19 dan meminimalisir dampaknya ke perekonomian, pemerintah AS mengumumkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun, terbesar sepanjang sejarah yang pernah dikucurkan.
Sementara itu, bank sentral AS (The Fed) sudah membabat habis suku bunga menjadi 0-0,25% dan mengumumkan program pembelian aset atau quantitative easing (QE) dengan nilai tak terbatas.
Terbaru beberapa saat lalu, The Fed mengumumkan detail salah satu stimulusnya berupa pinjaman ke dunia usaha senilai US$ 2,3 triliun.
Program yang diberi nama Main Street tersebut akan diberikan kepada perusahaan dengan jumlah tenaga kerja hingga 10.000 orang, dan pendapatan kurang dari US$ 2,5 miliar pada tahun 2019 lalu. Pembayaran pokok dan bunga pinjaman tersebut akan ditangguhkan selama satu tahun.
Pengumuman tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, sehingga indeks Dow Jones Industrial Average naik 303 poin (+1,29%) pada pembukaan perdagangan. Ketika sentimen pelaku pasar membaik, maka daya tarik dolar AS sebagai aset aman (safe haven) akan berkurang, dan mata uang lainnya mampu menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular