Imbas Covid-19, Ramayana Depok PHK 87 Karyawan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 April 2020 15:06
Dampak virus corona (Covid-19) mulai memakan 'korban' di industri peritel.
Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak virus corona (Covid-19) mulai memakan 'korban' di industri peritel di Tanah Air. Apa yang dikhawatirkan pelaku pasar akhirnya terjadi setelah PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah situasi ekonomi yang sulit ini.

Sebanyak 87 karyawan tetap Ramayana di Ramayana City Plaza Depok, Jawa Barat, terkena PHK. Kabar PHK itu awalnya berembus dari sebuah video yang viral dari akun Twitter @wawat_kurniawan. Video yang juga diperoleh CNBC Indonesia itu berisikan sejumlah karyawan yang berseragam merah muda-abu saling berpelukan dan menangis.



Informasi PHK itu pun dibenarkan oleh Store Manager Ramayana City Plaza Depok M Nukmal Amdar.

"Ada 87 karyawan, yang benar itu. Yang beredar ada ratusan, segala macam. Yang benar 87 yang kita proses PHK sesuai dengan ketentuan," kata Nukmal, dikutip dari Detik.com, Rabu (8/4/2020).


Penyebab dari PHK yang dilakukan Ramayana ini terkait dengan dampak ekonomi dari virus Corona yang menekan penjualan gerai tersebut.

" Ya sudah tidak mampu menutupi lagi biaya-biaya operasional. Di tengah pandemi ini dengan prediksi sales kita ke depan ya sudah diperhitungkan memang sudah tidak mampu lagi," tegas Nukmal.

Ia juga memberikan klarifikasi mengenai video yang beredar di Twitter tersebut. Menurutnya, saat itu para karyawan sedang diberikan sosialisasi mengenai performa perusahaan yang menurun akibat pandemi Corona, sehingga, manajemen pun mengumumkan PHK atas 87 karyawan.

Adegan berpelukan dan isak tangis karyawan di video tersebut terjadi ketika para karyawan hendak berpisah dengan rekan-rekan kerjanya.

"Ada video beredar, saya mau klarifikasi itu bahwa ada pemberitaan bilang itu tangisan pemecatan massal saya nggak ngerti. Itu mungkin ada oknum yang mengambil kesempatan biar viral," katanya.

"Sebenarnya memang pada saat saya sosialisasi di tanggal 4 April tentang pemaparan performance perusahaan. Artinya memang tidak mampu lagi beroperasional dan menutupi biaya-biaya semuanya. Akhirnya pada saat itu manajemen memutuskan untuk tutup. Itu video mungkin tangisan ya pada saat mereka berpisah, ya perpisahanlah," katanya.


CNBC Indonesia sudah berkali-kali menghubungi perwakilan Ramayana pusat baik kepada Direktur Keuangan RALS Suryanto maupun Direktur RALS Setiadi Surya. Namun pertanyaan terkait hal ini belum mendapatkan respons.

Sebelumnya, pada Agustus silam, Setiadi Surya menegaskan pihaknya terus berusaha keras bertahan di tengah tren lesunya pengunjung pusat perbelanjaan dengan mengubah strategi bisnis ke arah pemenuhan gaya hidup (lifestyle mall) dari sebelumnya hanya sebagai shopping mall.

Transformasi itu dilakukan untuk menggaet pasar, utamanya segmen milenial dengan mengkombinasikan antara bisnis ritel, hiburan, makanan dan minuman (food and beverage). Ramayana juga menggandeng sejumlah tenant (penyewa), di antaranya Bioskop XXI.

"Kami lakukan transformasi dengan mengubah toko-toko kita sesuai dengan kondisi pelanggan milenial," ungkap Setiadi di acara gelaran paparan publik Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/8/2019). 



[Gambas:Video CNBC]





(tas/tas) Next Article Hitung Katalis Positif Emiten Ritel Jelang Akhir Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular