Dolar Nyaman di Rp 16.250, Rupiah Terlemah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 April 2020 14:13
'Kado' dari The Fed Tak Kuat Angkat Rupiah Terlalu Lama
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Situasi yang dimaksud apalagi kalau bukan penyebaran virus corona alias Coronavirus Desease-2019 (Covid-19). Meski terjadi perlambatan tambahan kasus baru, tetapi secara nominal angka kasus corona begitu menyeramkan.

Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis per pukul 12:07 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia mencapai 1.431.900 orang. Dari jumlah tersebut, 82.172 orang meninggal dunia.

"Ini memberi gambaran bahwa kita semua harus bersabar sebelum benar-benar melihat cahaya di ujung terowongan. Tidak ada cara mudah untuk mengatasi pandemi ini," kata Margaret Yang, Analis CMC Market, seperti diberitakan Reuters.


Kemarin, rupiah berhasil menguat karena kabar kesepakatan fasilitas Repo Line antara BI dengan bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed senilai US$ 60 miliar. Melalui fasilitas ini, BI bisa memperoleh likuiditas dolar AS dari The Fed dengan menukarkan obligasi pemerintah AS.

Akan tetapi, sentimen ini tidak bisa bertahan lama. Hari ini, rupiah pun melemah lagi.

"Fasilitas Repo Line menyediakan ruang bernapas bagi rupiah untuk jangka pendek. Namun sepertinya ke depan pelemahan masih akan terjadi seiring peningkatan kasus corona dan keengganan pemerintah untuk menerapkan upaya pencegahan yang lebih tegas," sebut riset ING, yang dikutip dari Reuters.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular