
Pertama Kali, Seremoni IPO 2 Emiten Baru Dilakukan Virtual
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 April 2020 09:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua emiten baru mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Keduanya adalah emiten real estate, PT Karya Bersama Anugerah Tbk (KBAG) perusahaan tercatat ke-20, dan emiten tekstil, PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) yang menjadi emiten ke-21 pada tahun ini.
Meskipun di tengah pandemic COVID-19, kedua perusahaan tetap menjalankan aksi korporasinya. Seremoni pencatatan saham perdana juga dilaksanakan secara virtual melalui kanal YouTube Bursa Efek Indonesia.
Saat debut perdana, saham Karya Bersama Anugerah terpantau menguat 35% ke posisi Rp 135 per saham setelah ditransaksikan sebanyak 891 ribu saham senilai Rp 120 juta. Sedangkan, saham Sejahtera Bintang Abadi masih tak beranjak dari level harga penawaran umum Rp 105 per saham pada perdagangan hari ini, Rabu (8/4/2020).
KBAG tercatat melepas 30,07% saham ke publik atau setara 2,25 miliar saham daengan dari harga penawaran sebesar Rp 100 per saham. PT Danatama Makmur Sekuritas dan NH Korindo Sekuritas Indonesia, bertindak sebagai Joint Lead Underwriter.
"Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, sekitar Rp 152 miliar akan digunakan untuk pembelian lahan potensial di daerah Balikpapan dan sekitar serta modal kerja untuk penyelesaian proyek yang sedang dibangun perseroan," tulis manajemen KBAG, dalam siaran pers yang disampaikan, Rabu (8/4/2020).
Sementara itu, SBAT melepas 425 juta saham baru dengan harga penawaran Rp 105 per saham. Pada saat bersamaan, perusahaan tekstil ini juga menerbitkan 425 juta waran seri pertama dengan harga pelaksanaan Rp 120. PT Surya Fajar Sekuritas untuk bersama-sama dengan PT Victoria Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana efek.
Direktur Utama SBATJefri Junaedi mengatakan walaupun di tengah kondisi gejolak pasar modal yang sedang terjadi, perseroan tetap optimis untuk mengembangkan bisnisnya dan menjadi Perusahaan Publik yang terus bertumbuh dengan menerapkan prinsip tata kelola yang sehat.
Jefri menyebut, dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum ini setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 78,55% akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal perseroan yaitu penambahan fasilitas produksi berupa pembelian mesin Open End Machine dan Finisher Drawframe serta beberapa mesin lainnya.
"Sekitar 21,45% akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan dalam rangka pembelian bahan baku, biaya pemasaran dan perlengkapan keperluan lainnya," kata Jefri, dalam siaran pers, Rabu (8/4/2020).
(hps/hps) Next Article Lagi-lagi Saham IPO Loncat Hingga 70% Saat Listing Perdana
Meskipun di tengah pandemic COVID-19, kedua perusahaan tetap menjalankan aksi korporasinya. Seremoni pencatatan saham perdana juga dilaksanakan secara virtual melalui kanal YouTube Bursa Efek Indonesia.
Saat debut perdana, saham Karya Bersama Anugerah terpantau menguat 35% ke posisi Rp 135 per saham setelah ditransaksikan sebanyak 891 ribu saham senilai Rp 120 juta. Sedangkan, saham Sejahtera Bintang Abadi masih tak beranjak dari level harga penawaran umum Rp 105 per saham pada perdagangan hari ini, Rabu (8/4/2020).
KBAG tercatat melepas 30,07% saham ke publik atau setara 2,25 miliar saham daengan dari harga penawaran sebesar Rp 100 per saham. PT Danatama Makmur Sekuritas dan NH Korindo Sekuritas Indonesia, bertindak sebagai Joint Lead Underwriter.
"Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, sekitar Rp 152 miliar akan digunakan untuk pembelian lahan potensial di daerah Balikpapan dan sekitar serta modal kerja untuk penyelesaian proyek yang sedang dibangun perseroan," tulis manajemen KBAG, dalam siaran pers yang disampaikan, Rabu (8/4/2020).
Sementara itu, SBAT melepas 425 juta saham baru dengan harga penawaran Rp 105 per saham. Pada saat bersamaan, perusahaan tekstil ini juga menerbitkan 425 juta waran seri pertama dengan harga pelaksanaan Rp 120. PT Surya Fajar Sekuritas untuk bersama-sama dengan PT Victoria Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana efek.
Direktur Utama SBATJefri Junaedi mengatakan walaupun di tengah kondisi gejolak pasar modal yang sedang terjadi, perseroan tetap optimis untuk mengembangkan bisnisnya dan menjadi Perusahaan Publik yang terus bertumbuh dengan menerapkan prinsip tata kelola yang sehat.
Jefri menyebut, dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum ini setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 78,55% akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal perseroan yaitu penambahan fasilitas produksi berupa pembelian mesin Open End Machine dan Finisher Drawframe serta beberapa mesin lainnya.
"Sekitar 21,45% akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan dalam rangka pembelian bahan baku, biaya pemasaran dan perlengkapan keperluan lainnya," kata Jefri, dalam siaran pers, Rabu (8/4/2020).
![]() |
(hps/hps) Next Article Lagi-lagi Saham IPO Loncat Hingga 70% Saat Listing Perdana
Most Popular