Dow Futures Menguat Hingga 810 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
07 April 2020 18:30
Kontrak futures bursa AS menguat pada perdagangan Selasa (7/4/2020), mengindikaskan bahwa Wall Street berpeluang melanjutkan kenaikan.
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Selasa (7/4/2020), mengindikaskan bahwa Wall Street berpeluang melanjutkan kenaikan.

Pada pukul 07:00 waktu setempat (18:00 WIB) kontrak futures Dow Jones Industrial Average melompat 810 poin, mengindikasikan kenaikan lebih dari 700 poin pada pembukaan Selasa. Indeks S&P 500 futures dan Nasdaq futures juga sama-sama menguat.

Kenaikan itu terjadi setelah Asia melaporkan perkembangan positif seputar wabah COVID-19. Korea Selatan melaporkan jumlah pasien baru tercatat di bawah 50 orang dalam dua hari berturut-turut. Di sisi lain, China melaporkan tak ada kematian baru sejak 6 April. Ini merupakan yang pertama kali sejak mereka mengompilasi data pasien COVID-19 pertama kali pada Januari.

Pada Senin, indeks Dow Jones melesat 1.600 poin, membukukan kenaikan untuk hari ketiga. Indeks S&P 500 melompat 7% ke level tertinggi sejak 13 Maret. Reli terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi per dengan menyatakan bahwa pengembangan vaksin dan perawatan COVID-19 terakselerasi "kecepatan luar biasa."

"Puncak kasus di New York sepertinya kian dekat berbalik dari prediksi bakal 1 bulan lagi," tutur Marko Kolanovic, Kepala Perencana Makro dan Derivatif JPMorgan dalam laporan risetnya, yang dikutip CNBC International. Namun, AS sejauh ini menjadi negara dengan jumlah pasien COVID-19 terbanyak, mencapai 347.000 orang dan membunuh 10.000 orang.

Di tengah reli tersebut, Indeks Volatilitas Cboe (VIX)-yang banyak dijadikan acuan untuk mengukur tingkat kecemasan pelaku pasar-anjlok 3,3% menjadi 45,24, atau terendah dalam 2 pekan. Tiga minggu sebelumnya, indeks ini menyentuh rekor tertinggi pada 82,69 atau melampaui level tertinggi sebelumnya yang dicapai pada saat krisis finansial 2008.

Secara umum, Wall Street masih dalam predikat bearish karena indeks S&P 500 terhitung 21,5% di bawah rekor tertingginya. Banyak pelaku pasar yang percaya bahwa harga saham sekarang belum sepenuhnya mencerminkan efek virus corona strain terhadap kinerja korporasi AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Dikerubuti Kabar Bagus, Wall Street Berpeluang Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular