
Luar Biasa, Harga Minyak Naik 30% Lebih Pekan Ini!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 April 2020 06:39

Kini OPEC+ tengah merancang kesepakatan untuk memangkas produksi hingga 10 juta/barel atau sekitar 10% dari total produksi dunia. OPEC+ akan mengadakan pertemuan pada 9 April, mundur dari rencana awal yaitu 6 April.
Lho, kok mundur? Ternyata hubungan Riyadh-Moskow masih menyisakan api dalam sekam.
Putin mengungkapkan Arab Saudi malah tidak sepakat dengan rencana pemangkasan tersebut. Arab Saudi juga dibilang bakal melanjutkan pemberian diskon harga minyak.
"Sayang sekali, mitra kita dari Arab Saudi tidak setuju untuk membuat kesepakatan dan memutuskan untuk menarik diri bahkan masih memberi diskon untuk harga minyak mereka. Tentu saja ini akan membuat harga semakin tertekan, apalagi di tengah penurunan permintaan," tegas Putin, seperti diberitakan Reuters.
Arab Saudi membantah tudingan Putin. Pangeran Abdulaziz bin Salman, Menteri Energi Arab Saudi, malah mengatakan justru keputusan Rusia yang membuat negaranya meningkatkan produksi.
"Menteri Energi Rusia adalah pihak pertama yang mengatakan bahwa seluruh negara melepas komitmen mereka. Pernyataan ini membuat negara-negara anggota lain menaikkan produksi," tegas sang pangeran, seperti diwartakan Reuters.
Nah, berhasil atau tidaknya OPEC+ menyepakati pemotongan produksi akan menjadi sentimen penggerak harga minyak pekan depan. Jika gagal, apalagi Arab Saudi terus menggenjot produksi, maka harga minyak bisa ambles lagi. Namun kalau Arab Saudi dan Rusia berhasil berdamai dan OPEC+ mencapai kesepakatan, maka bersiaplah harga minyak bakal meneruskan tren kenaikan seperti pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Lho, kok mundur? Ternyata hubungan Riyadh-Moskow masih menyisakan api dalam sekam.
Putin mengungkapkan Arab Saudi malah tidak sepakat dengan rencana pemangkasan tersebut. Arab Saudi juga dibilang bakal melanjutkan pemberian diskon harga minyak.
Arab Saudi membantah tudingan Putin. Pangeran Abdulaziz bin Salman, Menteri Energi Arab Saudi, malah mengatakan justru keputusan Rusia yang membuat negaranya meningkatkan produksi.
"Menteri Energi Rusia adalah pihak pertama yang mengatakan bahwa seluruh negara melepas komitmen mereka. Pernyataan ini membuat negara-negara anggota lain menaikkan produksi," tegas sang pangeran, seperti diwartakan Reuters.
Nah, berhasil atau tidaknya OPEC+ menyepakati pemotongan produksi akan menjadi sentimen penggerak harga minyak pekan depan. Jika gagal, apalagi Arab Saudi terus menggenjot produksi, maka harga minyak bisa ambles lagi. Namun kalau Arab Saudi dan Rusia berhasil berdamai dan OPEC+ mencapai kesepakatan, maka bersiaplah harga minyak bakal meneruskan tren kenaikan seperti pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular