
Dow Futures Melompat 350 Poin Ikuti Reli Harga Minyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak berjangka (futures) indeks acuan bursa Amerika Serikat (AS) naik mengikut pembalikan harga minyak mentah dunia, menghapus kekhawatiran mengenai runyamnya industri minyak dunia akibat perang harga antara Arab Saudi dan Rusia.
Dow Jones Industrial Average futures melesat 350 poin, bersamaan dengan kontrak berjangka indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq yang juga menguat. Saham Exxon Mobil dan Chevron menguat di sesi pra-pembukaan dengan kenaikan sebesar 6%.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 10% melampaui level US$ 22 per barel setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan Saudi dan Russia harus sepakat menghentikan perang harga karena pasar sedang terpukul pelemahan permintaan akibat krisis COVID-19.
Pelaku pasar memperhatikan isu harga minyak secara lekat karena longsornya harga energi utama dunia (hingga sebesar 63% sepanjang tahun ini) telah memukul industri minyak shale di negara tersebut, yang membuka lapangan kerja bagi jutaan warga AS.
Rilis klaim pengangguran pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) juga diperhatikan. Polling ekonom sejauh ini memperkirakan 4 juta-5 juta pengangguran baru mengajukan klaim tunjangan pekan lalu, menyusul penghentian aktivitas bisnis akibat serangan virus corona.
Kemarin, Dow Jones Industrial Average kehilangan 973,65 poin, atau 4,4%, menjadi 20.943,51. Indeks S&P 500 ambrol 4,4% ke 2.470,5. Koreksi terbesar terjadi di menit-menit terakhir perdagangan dengan 1.100 poin menguap pada sekian menit tersebut.
Saham penyeret koreksi Dow Jones antara lain Boeing, American Express dan Dow Inc yang anjlok lebih dari 7,5%. Untuk indeks S&P 500, penyeret koreksi adalah indeks sektor real estate, investasi, utilitas, energi dan finansial yang masing-masing terkoreksi setidaknya 5%.
Pasar merespons pernyataan Presiden AS Donald Trump pada Selasa malam yang bilang bahwa AS akan menghadapi "dua pekan yang sangat-sangat pedih" akibat virus corona strain baru. Gedung Putih memperkirakan korban jiwa akan berkisar antara 100.000 dan 240.000 orang.
Menurut data Johns Hopkins University, lebih dari 900.000 kasus COVID-19 telah terkonfirmasi di seluruh dunia, dengan 200.000 di antaranya di AS dan 83.000 sendiri di New York. Gubernur New York Andrew Cuomo pada Rabu mengatakan akan menutup semua taman bermain, setelah simulasi menunjukkan bahwa puncak angka kematian tertinggi bakal terjadi pada Juli.
"Yang belum tercermin di indeks saat ini menurut saya karena benar-benar tak diketahui sama sekali apa yang menanti pada Mei. Sejauh mana penyebaran virus terkendali," tutur Peter Boockvar, Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group, sebagaimana dikutip CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Kebijakan Pajak Biden Perberat Pergerakan Dow Futures dkk