
BI Sebut Undervalue, Pelemahan Rupiah Jadi Tipis
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 April 2020 17:15

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (2/4/2020). Meski demikian, Mata Uang Garuda mampu menipiskan pelemahan sehingga bukan menjadi mata uang terburuk di Asia pada hari ini.
Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah langsung melemah 0,35%, pelemahan semakin membengkak hingga 0,67% ke Rp 16550/US$. Menjelang akhir perdagangan, rupiah berhasil bangkit dan menutup hari ini di level Rp 16.470/US$ atau melemah 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dibandingkan mata uang utama Asia lainnya, rupiah bukan yang terburuk pada hari ini, rupee India kali ini menjadi yang terburuk dengan pelemahan 1,42% hingga pukul 16:00 WIB. Sementara won Korea Selatan menjadi yang terbaik setelah menguat 0,77%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hari ini.
Rupiah mampu memangkas pelemahan setelah Bank Indonesia (BI) menyebut nilai tukar rupiah masih di bawah nilai fundamentalnya (undervalue).
"Bahwa kami memandang rupiah yang sekarang undervalue, memadai karena memang risiko global lagi tinggi dan ke depannya akan cenderung stabil bahkan menguat karena akan ada portfolio inflow yang lebih besar," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, Kamis (2/4/2020).
Perry menyebutkan, pihaknya akan terus menstabilkan nilai tukar rupiah melalui triple intervention baik secara spot, DNDF, dan pembelian SBN dari pasar sekunder. Dengan demikian ia meyakini nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan menguat ke level Rp 15. 000 per US$ di akhir tahun.
"Dengan langkah bersama kami yakin nilai tukar rupiah tidak hanya stabil tapi bahkan menguat di Rp 15.000 di akhir tahun ini," kata dia.
Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah langsung melemah 0,35%, pelemahan semakin membengkak hingga 0,67% ke Rp 16550/US$. Menjelang akhir perdagangan, rupiah berhasil bangkit dan menutup hari ini di level Rp 16.470/US$ atau melemah 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dibandingkan mata uang utama Asia lainnya, rupiah bukan yang terburuk pada hari ini, rupee India kali ini menjadi yang terburuk dengan pelemahan 1,42% hingga pukul 16:00 WIB. Sementara won Korea Selatan menjadi yang terbaik setelah menguat 0,77%.
Rupiah mampu memangkas pelemahan setelah Bank Indonesia (BI) menyebut nilai tukar rupiah masih di bawah nilai fundamentalnya (undervalue).
"Bahwa kami memandang rupiah yang sekarang undervalue, memadai karena memang risiko global lagi tinggi dan ke depannya akan cenderung stabil bahkan menguat karena akan ada portfolio inflow yang lebih besar," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, Kamis (2/4/2020).
Perry menyebutkan, pihaknya akan terus menstabilkan nilai tukar rupiah melalui triple intervention baik secara spot, DNDF, dan pembelian SBN dari pasar sekunder. Dengan demikian ia meyakini nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan menguat ke level Rp 15. 000 per US$ di akhir tahun.
"Dengan langkah bersama kami yakin nilai tukar rupiah tidak hanya stabil tapi bahkan menguat di Rp 15.000 di akhir tahun ini," kata dia.
Next Page
COVID-19 Sudah Berdampak ke Sektor Riil
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular