
Saham-Rupiah-Obligasi-Emas Antam, Siapa Paling Cuan di Q1?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 April 2020 15:10

Nilai tukar rupiah yang merosot lebih dari 17% menjadi penyebab harga emas Antam naik tajam. Maklum saja, pergerakan harga emas dunia yang dibanderol dolar AS menjadi salah satu acuan harga emas Antam.
Ketika harga emas dunia naik, harga emas Antam akan ikut terkerek. Emas dunia sendiri cuma naik 3,56% pada periode Januari-Maret.
Merosotnya nilai tukar rupiah lah yang menjadi penyebab kenaikan harga emas Antam bisa menjadi berlipat-lipat. Ketika kurs rupiah merosot, maka harga emas dunia menjadi lebih malah jika dikonversi ke rupiah. Dampaknya, emas Antam juga harus menyesuaikan, sehingga naik jauh lebih kecang dibandingkan emas dunia.
Prospek emas Antam sendiri di tahun ini masih akan cemerlang, melihat harga emas dunia yang diprediksi melesat naik, serta nilai tukar rupiah yang berisiko terus merosot.
Kepala strategi global di TD Securities, Bart Melek. Memprediksi harga emas dunia akan menyentuh US$ 1.800/troy ons dalam waktu dekat, bahkan tidak menutup kemungkinan ke US$ 2.000/troy ons.
"Normalisasi kondisi likuiditas, suku bunga riil negatif, dan biaya investasi yang rendah serta kekhawatiran akan depresiasi mata uang, situasinya mirip dengan periode setelah krisis finansial global (2008), yang berarti harga emas dapat menguat menuju US$ 1.800/troy ons dalam waktu dekat" tulis Melek sebagaimana dikutip Kitco.com.
Analis dari WingCapital Investment bahkan lebih bullish lagi, memprediksi emas bisa ke US$ 3.000/troy ons dalam tiga tahun ke depan.
Lembaga tersebut melihat stimulus fiskal pemerintah AS dapat menaikkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) dan membawa emas ke level tersebut.
"Secara historis kami melihat rasio utang terhadap PDB memiliki korelasi yang lebih besar dibandingkan dengan balance sheet [neraca] The Fed [terhadap harga emas]," tulis analis WingCapital yang dikutip Kitco.com.
"Dalam prospek harga, menggunakan panduan pasca krisis finansial 2008 ketika pasar bullish dan harga emas naik dua kali lipat 3 tahun setelahnya, menurut kami target emas jangka panjang ke US$ 3.000/troy ons menjadi masuk akal," kata analis tersebut.
Satu troy ons, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 1.800 per troy ounce dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 57,87 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 16.000/US$, maka prediksi harga emas tahun ini bisa menembus Rp 926.045/gram.
Itu jika kurs rupiah Rp 16.000/US$, hari ini saja Mata Uang Garuda berada di kisaran Rp 16.500/US$, dan ke depannya bisa lebih lemah lagi akibat pandemi COVID-19.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, kemarin mengatakan ada 2 skenario dampak COVID-19 ke perekonomian, yakni berat dan sangat berat. Dalam skenario berat, PDB diprediksi tumbuh 2,3%, sementara skenario sangat pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa minus 0,4%.
"KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini turun jadi 2,3% dan lebih buruk bisa negatif 0,4%. Sehingga kondisi ini menyebabkan penurunan kegiatan ekonomi dan berpotensi menekan lembaga keuangan karena kredit tidak bisa dibayarkan dan perusahaan alami kesulitan dari revenue," tutur Sri Mulyani yang juga Ketua KSSK, Rabu (1/3/2020).
Sri Mulyani juga mengatakan, dalam skenario berat rupiah bisa berada di kisaran Rp 17.500/US$, sementara dalam skenario sangat berat rupiah berada di level Rp 20.000/US$
Jika rupiah ke level tersebut, harga emas Antam tentunya akan semakin melesat meninggalkan instrument investasi lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas)
Ketika harga emas dunia naik, harga emas Antam akan ikut terkerek. Emas dunia sendiri cuma naik 3,56% pada periode Januari-Maret.
Merosotnya nilai tukar rupiah lah yang menjadi penyebab kenaikan harga emas Antam bisa menjadi berlipat-lipat. Ketika kurs rupiah merosot, maka harga emas dunia menjadi lebih malah jika dikonversi ke rupiah. Dampaknya, emas Antam juga harus menyesuaikan, sehingga naik jauh lebih kecang dibandingkan emas dunia.
Prospek emas Antam sendiri di tahun ini masih akan cemerlang, melihat harga emas dunia yang diprediksi melesat naik, serta nilai tukar rupiah yang berisiko terus merosot.
Kepala strategi global di TD Securities, Bart Melek. Memprediksi harga emas dunia akan menyentuh US$ 1.800/troy ons dalam waktu dekat, bahkan tidak menutup kemungkinan ke US$ 2.000/troy ons.
"Normalisasi kondisi likuiditas, suku bunga riil negatif, dan biaya investasi yang rendah serta kekhawatiran akan depresiasi mata uang, situasinya mirip dengan periode setelah krisis finansial global (2008), yang berarti harga emas dapat menguat menuju US$ 1.800/troy ons dalam waktu dekat" tulis Melek sebagaimana dikutip Kitco.com.
Analis dari WingCapital Investment bahkan lebih bullish lagi, memprediksi emas bisa ke US$ 3.000/troy ons dalam tiga tahun ke depan.
Lembaga tersebut melihat stimulus fiskal pemerintah AS dapat menaikkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) dan membawa emas ke level tersebut.
"Secara historis kami melihat rasio utang terhadap PDB memiliki korelasi yang lebih besar dibandingkan dengan balance sheet [neraca] The Fed [terhadap harga emas]," tulis analis WingCapital yang dikutip Kitco.com.
"Dalam prospek harga, menggunakan panduan pasca krisis finansial 2008 ketika pasar bullish dan harga emas naik dua kali lipat 3 tahun setelahnya, menurut kami target emas jangka panjang ke US$ 3.000/troy ons menjadi masuk akal," kata analis tersebut.
Satu troy ons, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 1.800 per troy ounce dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 57,87 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 16.000/US$, maka prediksi harga emas tahun ini bisa menembus Rp 926.045/gram.
Itu jika kurs rupiah Rp 16.000/US$, hari ini saja Mata Uang Garuda berada di kisaran Rp 16.500/US$, dan ke depannya bisa lebih lemah lagi akibat pandemi COVID-19.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, kemarin mengatakan ada 2 skenario dampak COVID-19 ke perekonomian, yakni berat dan sangat berat. Dalam skenario berat, PDB diprediksi tumbuh 2,3%, sementara skenario sangat pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa minus 0,4%.
"KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini turun jadi 2,3% dan lebih buruk bisa negatif 0,4%. Sehingga kondisi ini menyebabkan penurunan kegiatan ekonomi dan berpotensi menekan lembaga keuangan karena kredit tidak bisa dibayarkan dan perusahaan alami kesulitan dari revenue," tutur Sri Mulyani yang juga Ketua KSSK, Rabu (1/3/2020).
Sri Mulyani juga mengatakan, dalam skenario berat rupiah bisa berada di kisaran Rp 17.500/US$, sementara dalam skenario sangat berat rupiah berada di level Rp 20.000/US$
Jika rupiah ke level tersebut, harga emas Antam tentunya akan semakin melesat meninggalkan instrument investasi lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas)
Pages
Most Popular