Trump Bilang Arab-Rusia Siap Damai, Harga Minyak Meroket

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
02 April 2020 10:26
Harga minyak mentah kontrak futures naik signifikan pada perdagangan pagi hari ini waktu Asia di tengah optimisme rujuknya Arab-Rusia
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah naik signifikan pada perdagangan pagi waktu Asia hari ini seiring dengan munculnya optimisme bahwa Arab Saudi dan Rusia akan menghentikan perang harga.

Pada 09.48 WIB, harga minyak mentah kontrak futures melesat lebih dari 4,5%. Brent menguat 5,82% ke US$ 26,18/barel, sementara minyak mentah acuan Paman Sam yakni West Texas Intermediate naik 4,73% ke US$ 21,27/barel.



Penguatan harga minyak terjadi menyusul pernyataan Donald Trump yang mengatakan bahwa Arab Saudi dan Rusia akan segera mengakhiri perseteruan di antara mereka.

Arab Saudi dan Rusia diperkirakan akan mencapai kesepakatan dalam beberapa hari ke depan untuk segera mengakhiri ketegangan yang terjadi pasca gagalnya OPEC+ capai kata sepakat untuk pangkas produksi minyak lebih dalam.



Trump mengatakan pada konferensi pers bahwa industri minyak telah "dirusak", dengan merosotnya harga minyak ke posisi terendah dalam 18-tahun terakhir.

Anjloknya harga minyak terjadi di tengah perseteruan untuk memperebutkan pangsa pasar antara Arab Saudi dan Rusia dan penurunan permintaan bahan bakar akibat pandemi corona.

Presiden AS ke-45 itu mengatakan dia berharap keduanya akan "menyelesaikannya dalam beberapa hari ke depan" setelah berbicara dengan para pemimpin kedua negara.

"Ini sangat buruk bagi Rusia, sangat buruk bagi Arab Saudi. Maksud saya, itu sangat buruk bagi keduanya. Saya pikir mereka akan membuat kesepakatan," katanya kepada wartawan di Gedung Putih, melansir CNBC International.


Kenaikan harga minyak WTI juga terjadi ketika stok minyak mentah AS melonjak signifikan sebesar 13,8 juta barel dalam sepekan terakhir yang menandai kenaikan tertinggi sejak 2016.

Reuters melaporkan, analis memperkirakan hal yang sama akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang mengingat penyuling mengambil lebih sedikit minyak mentah. Apalagi ditambah dengan permintaan bensin dan bahan bakar jet yang menurun drastis.

Permintaan bensin mengalami penurunan mingguan terbesar sejak aktivitas ekonomi tergannggu karena pandemi corona, jika mengacu pada data Administrasi Informasi Energi (EIA) AS sebagaimana diwartakan Reuters.

Perusahaan riset Rystad Energy memperkirakan permintaan minyak mentah global pada bulan April akan turun hampir 23% YoY menjadi 77,6 juta barel per hari. Pandemi corona kini benar-benar menjadi ancaman bagi perekonomian global dekade ini.



[Gambas:Video CNBC]





TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article Harga Minyak Naik Terus, Tanda Badai Sudah Berlalu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular