
Ekspor Jeblok, Laba Harum Energy Ambles 42% di 2019
tahir saleh, CNBC Indonesia
02 April 2020 09:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten batu bara tengah tertekan, salah satunya kinerja bisnis dari perusahaan tambang milik keluarga Barki, salah satu orang terkaya di Indonesia. Sepanjang tahun lalu, laba bersih PT Harum Energy Tbk (HRUM) ambles 42% menjadi US$ 18,50 juta atau setara dengan Rp 296 miliar (asumsi kurs Rp 16.000/US$) dari 2018 yakni US$ 31,81 juta atau Rp 509 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan laba bersih atribusi entitas induk itu sejalan dengan pendapatan yang turun.
Pendapatan HRUM turun 22% menjadi US$ 262,59 juta atau Rp 4,2 triliun dari sebelumnya US$ 336,71 juta atau Rp 5,4 triliun. Beban pokok pendapatan turun menjadi US$ 195,06 juta dari sebelumnya US$ 235,23 juta.
Mengacu laporan keuangan, pendapatan terbesar HRUM berasal dari penjualan batu bara ekspor sebesar US$ 248,46 juta turun dari sebelumnya US$ 322,17 juta.
Pendapatan lain yakni dari pendapatan sewa alat berat yang naik menjadi US$ 7,20 juta dari US$ 6,40 juta dan pendapatan jalan pengangkutan yang turun menjadi US$ 5,47 juta dari US$ 6,20 juta dan pendapatan time, freight, dan voyage charter sebesar US$ 1,46 juta dari sebelumnya US$ 1,94 juta.
Klien terbesar HRUM yakni dari Avra commodities Pte Ltd dengan total penjualan US$ 48,09 juta, China Huaneng Group Fuel Co Ltd sebesar US$ 31,46 juta dan Equentia Natural Resources Pte Ltd sebesar US$ 30,74 juta.
Komisaris utama perusahaan yakni Lawrence Barki. Per Desember 2019, saham perusahaan dipegang oleh PT Karunia Bara Perkasa 79,08%, PT Bara Sejahtera Abadi 0,09%, Ray Antonio Gunara 0,01% dan publik 20,82%.
Pada awal Januari lalu, keluarga konglomerat Kiki Barki, melalui Karunia Bara Perkasa kembali memperbesar kepemilikan saham di emiten pertambangan ini dengan membeli 13,94 juta saham pada 11-20 Januari 2020. Pembelian saham itu pada harga Rp 1.300-1.355/saham dengan nilai sekitar Rp 18,89 miliar.
Stephanus E.D. Sutantio, Direktur Karunia Bara Perkasa, dalam laporan keterbukaan informasi BEI, mengatakan setelah transaksi tersebut pemilikan KBP atas HRUM meningkat menjadi 2.144.267.000 (79,31%) dari sebelumnya 2.130.324.500 (78,79%).
"Tujuan dari transaksi investasi, status kepemilikan langsung," katanya.
Adapun saham dari Bara Sejahtera Abadi dan Karunia Bara Perkasa seluruhnya dimiliki oleh keluarga Barki, sebagaimana tertuang dalam prospektus Harum.
Kiki Barki dan Lawrence Barki merupakan pemegang saham Bara Sejahtera dan Karunia Bara. Kiki adalah salah satu orang terkaya di Indonesia, sementara Lawrence yang kelahiran tahun 1971 ini menjabat sebagai Komisaris Utama Harum Energy sejak tahun 2010.
Khusus untuk Karunia Bara yang didirikan pada 27 Februari 2006, pemegang sahamnya adalah Kiki Barki 50%, Lawrence 25% dan Steven Scott Barki 25%.
(tas/hps) Next Article Keluarga Taipan Kiki Barki Borong Lagi Saham Harum Energy
Berdasarkan laporan keuangan publikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan laba bersih atribusi entitas induk itu sejalan dengan pendapatan yang turun.
Pendapatan HRUM turun 22% menjadi US$ 262,59 juta atau Rp 4,2 triliun dari sebelumnya US$ 336,71 juta atau Rp 5,4 triliun. Beban pokok pendapatan turun menjadi US$ 195,06 juta dari sebelumnya US$ 235,23 juta.
Mengacu laporan keuangan, pendapatan terbesar HRUM berasal dari penjualan batu bara ekspor sebesar US$ 248,46 juta turun dari sebelumnya US$ 322,17 juta.
Pendapatan lain yakni dari pendapatan sewa alat berat yang naik menjadi US$ 7,20 juta dari US$ 6,40 juta dan pendapatan jalan pengangkutan yang turun menjadi US$ 5,47 juta dari US$ 6,20 juta dan pendapatan time, freight, dan voyage charter sebesar US$ 1,46 juta dari sebelumnya US$ 1,94 juta.
Klien terbesar HRUM yakni dari Avra commodities Pte Ltd dengan total penjualan US$ 48,09 juta, China Huaneng Group Fuel Co Ltd sebesar US$ 31,46 juta dan Equentia Natural Resources Pte Ltd sebesar US$ 30,74 juta.
Komisaris utama perusahaan yakni Lawrence Barki. Per Desember 2019, saham perusahaan dipegang oleh PT Karunia Bara Perkasa 79,08%, PT Bara Sejahtera Abadi 0,09%, Ray Antonio Gunara 0,01% dan publik 20,82%.
Pada awal Januari lalu, keluarga konglomerat Kiki Barki, melalui Karunia Bara Perkasa kembali memperbesar kepemilikan saham di emiten pertambangan ini dengan membeli 13,94 juta saham pada 11-20 Januari 2020. Pembelian saham itu pada harga Rp 1.300-1.355/saham dengan nilai sekitar Rp 18,89 miliar.
Stephanus E.D. Sutantio, Direktur Karunia Bara Perkasa, dalam laporan keterbukaan informasi BEI, mengatakan setelah transaksi tersebut pemilikan KBP atas HRUM meningkat menjadi 2.144.267.000 (79,31%) dari sebelumnya 2.130.324.500 (78,79%).
"Tujuan dari transaksi investasi, status kepemilikan langsung," katanya.
Adapun saham dari Bara Sejahtera Abadi dan Karunia Bara Perkasa seluruhnya dimiliki oleh keluarga Barki, sebagaimana tertuang dalam prospektus Harum.
Kiki Barki dan Lawrence Barki merupakan pemegang saham Bara Sejahtera dan Karunia Bara. Kiki adalah salah satu orang terkaya di Indonesia, sementara Lawrence yang kelahiran tahun 1971 ini menjabat sebagai Komisaris Utama Harum Energy sejak tahun 2010.
Khusus untuk Karunia Bara yang didirikan pada 27 Februari 2006, pemegang sahamnya adalah Kiki Barki 50%, Lawrence 25% dan Steven Scott Barki 25%.
(tas/hps) Next Article Keluarga Taipan Kiki Barki Borong Lagi Saham Harum Energy
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular