
Harga Batu Bara Ambles, Indika pada 2019 Merugi Rp 290 M
Monica Wareza, CNBC Indonesia
31 March 2020 11:52

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indika Energy Tbk (INDY) sepanjang 2019 lalu mengalami kerugian bersih senilai US$ 18,16 juta atau setara Rp 290,56 miliar (asumsi kurs Rp 16.000/US$). Nilai ini jelas-jelas berbanding terbalik dengan capaian kinerja perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya yang berhasil mengantongi laba bersih sebesar US$ 82,42 juta.
Nilai laba per saham perusahaan ikut tergerus menjadi negatif US$ 0,0035 dari sebelumnya senilai US$ 0,0154.
Sepanjang tahun lalu pendapatan perusahaan tercatat senilai US$ 2,78 miliar (Rp 44,52 triliun). Nilai ini turun 6,08% secara year on year (YoY) dari posisi US$ 2,96 miliar di akhir Desember 2018.
Beban pokok kontrak dan penjualan perusahaan pada periode tersebut mengalami peningkatan tipis menjadi senilai US$ 2,35 miliar dari posisi US$ 2,32 miliar.
Adapun nilai aset perusahaan di akhir tahun lalu tercatat senilai US$ 3,61 miliar, turun dari US$ 3,66 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai US$ 1,43 miliar dan aset tak lancar senilai US$ 2,18 miliar.
Liabiltas mengalami peningkatan menjadi US$ 2,57 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 2,54 miliar. Liabilitas jangka pendek dan jangka panjang masing-masing sebesar US$ 711,41 juta dan US$ 1,85 miliar.
Nilai ekuitas total di akhir periode 2019 mencapai senilai US$ 1,04 miliar, menyusut dari US$ 1,12 miliar. Sehingga total liabilitas dan ekuitas INDY sampai akhir tahun lalu mencapai US$ 3,61 miliar yang turun dari US$ 3,66 miliar.
Sepanjang 2019, harga batu bara mencatatkan level tertingginya pada 16 Januari 2019 di US$ 102,5/ton. Kemudian pada 28 Agustus 2019, harga batu bara mencatatkan titik terendahnya di level US$ 63,1/ton.
Tim Riset CNBC Indonesia mencatat pada kuartal pertama 2019, rata-rata harga batu bara ICE Newcastle berada di level US$ 95,6/ton. Kemudian pada kuartal kedua 2019, rata-rata harga batu bara turun menjadi US$ 80,4/ton.
Rata-rata harga batu bara kembali turun di kuartal tiga menjadi US$ 70,2/ton. Pada kuartal empat 2019, saat harga batu bara bergerak sideways, harga rata-ratanya menyentuh level US$ 68,2/ton.
(hps/hps) Next Article INDY Terbitkan Global Bond Rp 9,83 T, Ada Rencana Bisnis Apa?
Nilai laba per saham perusahaan ikut tergerus menjadi negatif US$ 0,0035 dari sebelumnya senilai US$ 0,0154.
Sepanjang tahun lalu pendapatan perusahaan tercatat senilai US$ 2,78 miliar (Rp 44,52 triliun). Nilai ini turun 6,08% secara year on year (YoY) dari posisi US$ 2,96 miliar di akhir Desember 2018.
Beban pokok kontrak dan penjualan perusahaan pada periode tersebut mengalami peningkatan tipis menjadi senilai US$ 2,35 miliar dari posisi US$ 2,32 miliar.
Adapun nilai aset perusahaan di akhir tahun lalu tercatat senilai US$ 3,61 miliar, turun dari US$ 3,66 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai US$ 1,43 miliar dan aset tak lancar senilai US$ 2,18 miliar.
Liabiltas mengalami peningkatan menjadi US$ 2,57 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 2,54 miliar. Liabilitas jangka pendek dan jangka panjang masing-masing sebesar US$ 711,41 juta dan US$ 1,85 miliar.
Nilai ekuitas total di akhir periode 2019 mencapai senilai US$ 1,04 miliar, menyusut dari US$ 1,12 miliar. Sehingga total liabilitas dan ekuitas INDY sampai akhir tahun lalu mencapai US$ 3,61 miliar yang turun dari US$ 3,66 miliar.
Sepanjang 2019, harga batu bara mencatatkan level tertingginya pada 16 Januari 2019 di US$ 102,5/ton. Kemudian pada 28 Agustus 2019, harga batu bara mencatatkan titik terendahnya di level US$ 63,1/ton.
Tim Riset CNBC Indonesia mencatat pada kuartal pertama 2019, rata-rata harga batu bara ICE Newcastle berada di level US$ 95,6/ton. Kemudian pada kuartal kedua 2019, rata-rata harga batu bara turun menjadi US$ 80,4/ton.
Rata-rata harga batu bara kembali turun di kuartal tiga menjadi US$ 70,2/ton. Pada kuartal empat 2019, saat harga batu bara bergerak sideways, harga rata-ratanya menyentuh level US$ 68,2/ton.
(hps/hps) Next Article INDY Terbitkan Global Bond Rp 9,83 T, Ada Rencana Bisnis Apa?
Most Popular