
Waspada! Walau Menguat, Harga CPO Masih Dibayangi Pelemahan
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
01 April 2020 11:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan sesi awal hari ini, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kontrak futures mencatatkan penguatan. Namun penguatan tak bisa banyak lantaran merebaknya pandemi corona yang masih jadi ancaman terbesar pelemahan permintaan komoditas ini.
Rabu (1/4/2020), harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) naik 4 ringgit atau 0,17% ke level RM 2.406/ton. Harga CPO kemarin ditutup di level RM 2.402/ton.
Perusahaan surveyor kargo independen Intertek Testing Services (ITS) memperkirakan ekspor minyak sawit Malaysia untuk bulan Maret naik 6,1% dibanding bulan sebelumnya. Ekspor minyak sawit diperkirakan mencapai 1,13 juta ton pada Maret. Sementara pada Februari lalu sebesar 1,07 juta ton.
Survei yang dilakukan oleh AmSpec Agri Malaysia menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda. Ekspor minyak sawit Malaysia pada Maret 2020 naik 6,9% dibanding bulan lalu. Ekspor minyak sawit diperkirakan mencapai 1,16 juta ton pada Maret. Sementara pada Februari lalu sebesar 1,08 juta ton.
Namun ada hal yang harus diwaspadai, yakni kenaikan jumlah kasus infeksi COVID-19 secara global. Data kompilasi John Hopkins University CSSE menunjukkan ada 857 ribu lebih orang yang terinfeksi virus ini secara global. Kini peringkat tiga besar dihuni oleh Amerika Serikat (188.547 kasus), Italia (105.792 kasus) dan Spanyol (95.923 kasus).
Untuk menekan pertambahan jumlah kasus yang signifikan, berbagai negara sudah mengambil kebijakan lockdown. Kebijakan ini bukan tanpa ongkos. Aktivitas perekonomian menjadi terganggu. Lockdown memicu disrupsi rantai pasok dan pelemahan permintaan.
Reuters melaporkan, permintaan minyak sawit dari India yang notabene pembeli minyak nabati terbesar di dunia turun di bawah 23 juta ton pada tahun lalu. Sementara konsumsi minyak nabati Uni Eropa juga diperkirakan turun karena lockdown memaksa restoran tutup dan mobilitas orang menjadi terbatas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Rekor Terus, Awas! Harga CPO Siap-siap Turun
Rabu (1/4/2020), harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) naik 4 ringgit atau 0,17% ke level RM 2.406/ton. Harga CPO kemarin ditutup di level RM 2.402/ton.
Perusahaan surveyor kargo independen Intertek Testing Services (ITS) memperkirakan ekspor minyak sawit Malaysia untuk bulan Maret naik 6,1% dibanding bulan sebelumnya. Ekspor minyak sawit diperkirakan mencapai 1,13 juta ton pada Maret. Sementara pada Februari lalu sebesar 1,07 juta ton.
Survei yang dilakukan oleh AmSpec Agri Malaysia menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda. Ekspor minyak sawit Malaysia pada Maret 2020 naik 6,9% dibanding bulan lalu. Ekspor minyak sawit diperkirakan mencapai 1,16 juta ton pada Maret. Sementara pada Februari lalu sebesar 1,08 juta ton.
Namun ada hal yang harus diwaspadai, yakni kenaikan jumlah kasus infeksi COVID-19 secara global. Data kompilasi John Hopkins University CSSE menunjukkan ada 857 ribu lebih orang yang terinfeksi virus ini secara global. Kini peringkat tiga besar dihuni oleh Amerika Serikat (188.547 kasus), Italia (105.792 kasus) dan Spanyol (95.923 kasus).
Untuk menekan pertambahan jumlah kasus yang signifikan, berbagai negara sudah mengambil kebijakan lockdown. Kebijakan ini bukan tanpa ongkos. Aktivitas perekonomian menjadi terganggu. Lockdown memicu disrupsi rantai pasok dan pelemahan permintaan.
Reuters melaporkan, permintaan minyak sawit dari India yang notabene pembeli minyak nabati terbesar di dunia turun di bawah 23 juta ton pada tahun lalu. Sementara konsumsi minyak nabati Uni Eropa juga diperkirakan turun karena lockdown memaksa restoran tutup dan mobilitas orang menjadi terbatas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Rekor Terus, Awas! Harga CPO Siap-siap Turun
Most Popular