
Lumayan, Rupiah Peringkat 2 Asia... dari Bawah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 March 2020 10:07

Pelaku pasar sepertinya sedang ogah mendengar 'janji surga' berupa stimulus fiskal maupun moneter. Sebab stimulus-stimulus tersebut ternyata tidak mampu menahan kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona yang semakin masif.
Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump sudah meneken Undang-undang (UU) paket stimulus fiskal senilai US$ 2,2 triliun. Ini terjadi setelah dua kamar di parlemen, Senat dan House of Representatives, memberikan restu.
"Bangsa kita menghadapi risiko ekonomi dan kesehatan akibat terpaan virus corona, pandemi terburuk dalam lebih dari 100 tahun terakhir. Apa pun yang kami lakukan selanjutnya, sekarang kami loloskan legislasi ini," tegas Nancy Pelosi, Ketua House dari kubu oposisi Partai Demokrat, sebagaimana diberitakan Reuters.
Trump berjanji akan menggunakan stimulus ini semaksimal mungkin. Dengan bekal anggaran raksasa, sang presiden ke-45 yakin Negeri Adidaya mampu bangkit dari nestapa virus corona.
"Kami akan menggunakan paket stimulus ini untuk membantu para keluarga, pekerja, dan dunia usaha yang sedang membutuhkan. Saya memperkirakan dalam waktu dekat kita akan lebih kuat," kata Trump, dikutip dari Reuters.
Di sisi moneter, pagi ini bank sentral China (PBoC) memberikan stimulus berupa penurunan suku bunga reverse repo sebesar 20 basis poin (bps) dari 2,4% menjadi 2,2%. Tidak hanya itu, PBoC juga kembali menyuntikkan likuiditas sebesar CNY 50 miliar di pasar reverse repo tenor tujuh hari.
(aji/aji)
Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump sudah meneken Undang-undang (UU) paket stimulus fiskal senilai US$ 2,2 triliun. Ini terjadi setelah dua kamar di parlemen, Senat dan House of Representatives, memberikan restu.
"Bangsa kita menghadapi risiko ekonomi dan kesehatan akibat terpaan virus corona, pandemi terburuk dalam lebih dari 100 tahun terakhir. Apa pun yang kami lakukan selanjutnya, sekarang kami loloskan legislasi ini," tegas Nancy Pelosi, Ketua House dari kubu oposisi Partai Demokrat, sebagaimana diberitakan Reuters.
"Kami akan menggunakan paket stimulus ini untuk membantu para keluarga, pekerja, dan dunia usaha yang sedang membutuhkan. Saya memperkirakan dalam waktu dekat kita akan lebih kuat," kata Trump, dikutip dari Reuters.
Di sisi moneter, pagi ini bank sentral China (PBoC) memberikan stimulus berupa penurunan suku bunga reverse repo sebesar 20 basis poin (bps) dari 2,4% menjadi 2,2%. Tidak hanya itu, PBoC juga kembali menyuntikkan likuiditas sebesar CNY 50 miliar di pasar reverse repo tenor tujuh hari.
(aji/aji)
Next Page
Ekonomi Dunia Begitu Lemah
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular