Donald Trump to the Rescue, Rupiah Nomor Satu!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 March 2020 08:05
Donald Trump to the Rescue, Rupiah Nomor Satu!
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Sentimen eksternal yang positif kembali jadi bahan bakar pendorong penguatan mata uang Tanah Air.

Pada Jumat (27/3/2020), US$ 1 dihargai Rp 16.100 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat tajam yaitu 1,08% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi signifikan 1,06% di hadapan dolar AS. Meski sempat jadi yang terbaik di Asia, rupiah harus puas finis di urutan ketiga.


Apabila mampu bertahan di jalur hijau sampai penutupan pasar, maka rupiah akan menguat selama tiga hari perdagangan beruntun. Dalam dua hari sebelumnya, rupiah menguat 1,66%.



Tidak hanya rupiah, berbagai mata uang utama Asia pun berada di zona hijau. Namun rupiah istimewa karena berhasil menjadi yang nomor satu di Asia. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:02 WIB:





Minat investor terhadap aset-aset berisiko sedang tinggi. Buktinya, Wall Street kembali ditutup menguat tajam. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 638%, S&P 500 melesat 6,24%, dan Nasdaq Composite terdongrak 5,6%.

Awalnya investor sempat khawatir dengan pengumuman data ketenagakerjaan AS. Pada pekan yang berakhir 21 Maret, jumlah klaim tunjangan pengangguran (unemployment benefits) mencapai 3,28 juta. Ini jauh melebihi konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 1 juta. Plus menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.




Akan tetapi kekhawatiran itu sirna kala pelaku pasar ingat bahwa Senat AS baru saja menyetujui paket stimulus yang diajukan pemerintahan Presiden Donald Trump yang bernilai US$ 2 triliun. Stimulus dengan nilai lebih dari dua kali lipat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia itu diharapkan mampu meredam dampak penyebaran virus corona di Negeri Adidaya yang kian mengkhawatirkan.

Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis per pukul 06:53 WIB, AS kini menjadi negara dengan jumlah pasien corona terbanyak di dunia yaitu 83.836 orang. Dari jumlah tersebut, korban jiwa tercatat 1.209 orang (tingkat kematian/mortality rate 1,44%).

"Dengan krisis sebesar ini, sektor swasta tidak akan mampu memecahkan masalah mereka sendiri. Individu meski penuh keberanian juga tidak akan mampu. Pemerintah adalah satu-satunya kekuatan yang mampu 'berdarah-darah' untuk kemudian menyembuhkan luka di perekonomian," kata Chuck Schumer, Pimpinan Senat dari Partai Demokrat, kubu oposisi, seperti diberitakan Reuters.


Namun perjalanan belum usai, karena paket ini masih harus mendapat restu dari kamar parlemen lainnya, House of Representatives. Demokrat adalah kekuatan mayoritas di House, sehingga butuh perjuangan ekstra untuk menggolkan paket stimulus tersebut.

"Kami harus melakukan sesuatu yang lebih. Tidak ada alasan untuk menghentikan langkah yang sudah ditempuh ini," kata Nancy Pelosi, Ketua House, seperti dikutip dari Reuters.

House dijadwalkan menggelar voting pada Jumat waktu Washington. Investor melihat sepertinya House pun akan memberi stempel persetujuan, tergambar dari kalimat bersayap yang diucapkan Pelosi.

Stimulus fiskal diharapkan mampu menjaga performa ekonomi AS sehingga semoga tidak sampai jatuh ke jurang resesi. Pasalnya, pembicaraan soal resesi di AS semakin santer. Kalau AS sampai resesi, maka perekonomian dunia akan ikut terseret.

Asa besar terhadap paket stimulus fiskal AS membuat investor kembali bergairah dan enggan bermain aman. Sebab nantinya uang-uang stimulus itu sedikit banyak akan merembes ke pasar keuangan dan menciptakan likuiditas yang berlimpah. Buat apa bermain aman kalau uang bakal banyak?

Tidak hanya di Wall Street, arus modal juga mengalir ke pasar keuangan Asia. Hasilnya jelas, mata uang Asia berhasil menguat dan rupiah tidak terkecuali.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular