Rupiah Masih Menguat, Tapi Tak Lagi Nomor Satu

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 March 2020 10:15
Rupiah Masih Menguat, Tapi Tak Lagi Nomor Satu
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga menghijau di perdagangan pasar spot.

Pada Jumat (27/3/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 16.230. Rupiah menguat 0,6% dibandingkan posisi sehari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah juga masih menguat meski apresiasinya menipis. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 16.180 di mana rupiah menguat 0,51%.

Kala pembukaan pasar, rupiah berhasil menguat di atas 1% dan menjadi mata uang terbaik di Asia. Namun seiring perjalanan, performa rupiah mengendur sehingga posisinya tersalip oleh para tetangganya.


Kini ringgit Malaysia berada di puncak 'klasemen' mata uang Asia. Disusul oleh rupee India sebagai runner-up dan yen Jepang di posisi ketiga.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:06 WIB:





Minat investor terhadap dolar AS yang sempat begitu tinggi kini turun. Pada pukul 09:53 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,18%. Indeks ini anjlok 3,55% dalam sepekan terakhir.




Pelaku pasar sempat sangat panik gara-gara penyebaran virus corona yang semakin meluas. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 09:40 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia mencapai 531.860 orang. Dari jumlah tersebut, 24.057 orang meninggal dunia.

Namun, kepanikan investor mereda dalam tiga hari terakhir. Penyebabnya adalah paket stimulus yang siap digelontorkan berbagai negara untuk meredam dampak virus corona.

Di AS, pemerintahan Presiden Donald Trump mengajukan stimulus bernilai US$ 2 triliun. Senat sudah memberi lampu hijau, proses selanjutnya adalah minta restu dari House of Representatives.

"Nilainya sangat besar, sekitar 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS. Uang sebanyak ini akan mendorong optimisme di pasar, menggairahkan bursa saham dan aset-aset berisiko lainnya," kata Kiyoshi Ishigane, Chief Fund Manager di Mitsubishi Kokusai Asset Management yang berbasis di Tokyo, seperti dikutip dari Reuters.

Benar kata Ishigane. Berkat stimulus fiskal AS, investor kini berani bermain agresif dengan mengoleksi aset-aset berisiko di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Akibatnya, rupiah mampu bertahan di jalur hijau.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular