
Rupiah Masih Menguat, Tapi Tak Lagi Nomor Satu
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 March 2020 10:15

Minat investor terhadap dolar AS yang sempat begitu tinggi kini turun. Pada pukul 09:53 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,18%. Indeks ini anjlok 3,55% dalam sepekan terakhir.
Pelaku pasar sempat sangat panik gara-gara penyebaran virus corona yang semakin meluas. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 09:40 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia mencapai 531.860 orang. Dari jumlah tersebut, 24.057 orang meninggal dunia.
Namun, kepanikan investor mereda dalam tiga hari terakhir. Penyebabnya adalah paket stimulus yang siap digelontorkan berbagai negara untuk meredam dampak virus corona.
Di AS, pemerintahan Presiden Donald Trump mengajukan stimulus bernilai US$ 2 triliun. Senat sudah memberi lampu hijau, proses selanjutnya adalah minta restu dari House of Representatives.
"Nilainya sangat besar, sekitar 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS. Uang sebanyak ini akan mendorong optimisme di pasar, menggairahkan bursa saham dan aset-aset berisiko lainnya," kata Kiyoshi Ishigane, Chief Fund Manager di Mitsubishi Kokusai Asset Management yang berbasis di Tokyo, seperti dikutip dari Reuters.
Benar kata Ishigane. Berkat stimulus fiskal AS, investor kini berani bermain agresif dengan mengoleksi aset-aset berisiko di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Akibatnya, rupiah mampu bertahan di jalur hijau.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pelaku pasar sempat sangat panik gara-gara penyebaran virus corona yang semakin meluas. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 09:40 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia mencapai 531.860 orang. Dari jumlah tersebut, 24.057 orang meninggal dunia.
Di AS, pemerintahan Presiden Donald Trump mengajukan stimulus bernilai US$ 2 triliun. Senat sudah memberi lampu hijau, proses selanjutnya adalah minta restu dari House of Representatives.
"Nilainya sangat besar, sekitar 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS. Uang sebanyak ini akan mendorong optimisme di pasar, menggairahkan bursa saham dan aset-aset berisiko lainnya," kata Kiyoshi Ishigane, Chief Fund Manager di Mitsubishi Kokusai Asset Management yang berbasis di Tokyo, seperti dikutip dari Reuters.
Benar kata Ishigane. Berkat stimulus fiskal AS, investor kini berani bermain agresif dengan mengoleksi aset-aset berisiko di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Akibatnya, rupiah mampu bertahan di jalur hijau.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular