
Uni Eropa Kurang Sigap Atasi Corona, Bursa Eropa Dibuka Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa dibuka memerah pada perdagangan Kamis (26/3/2020) karena sentimen pasar dunia kembali memburuk jelang pengumuman data pengangguran di Amerika Serikat (AS) yang dikhawatirkan memburuk.
Di sisi lain, wabah corona yang terus merenggut nyawa di Eropa membuat nyali investor menciut, terutama di tengah maraknya kritik kerja sama yang rendah di antara mereka hingga Rusia mendapatkan panggung untuk turun tangan.
Indeks Stoxx 600, yang berisikan 600 saham unggulan di Benua Biru, anjlok 1,5% di awal perdagangan, di mana saham sektor komoditas dasar terpelanting 2,7% bersamaan dengan memerahnya semua indeks sectoral yang lain.
Namun 30 menit kemudian, koreksi Stoxx 600 berlanjut menjadi 307,95 poin (-1.73%) ke 5.537,28. Di sisi lain indeks FTSE Inggris drop 150,82 poin (-2.65%) ke 5.537,38, indeks DAX Jerman kehilangan 210,86 poin (-2,14%) ke 9.663,4 dan CAC 4 Prancis turun 100,46 poin (-2,27%) ke 4.331.84.
Secara umum, pelaku pasar mengantisipasi lonjakan angka pengangguran di AS, yang terlihat dari bertambahnya jumlah klaim asuransi atau tunjangan bagi penganggur di Negara Adidaya tersebut. Apalagi, beberapa negara bagian melakukan lockdown terbatas.
Data penganggunan ini dijadwalkan akan dirilis pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB). Perusahaan sekuritas dan bank kakap memperkirakan kenaikan angka pengangguran. Citi Bank menjadi yang paling pesimistis (bearish), dengan estimasi pengangguran sebanyak 4 juta orang.
Untuk saat ini, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq kompak memerah sedangkan bursa Asia bergerak variatif. Kesepakatan stimulus AS senilai US$ 2 triliun di tingkat Senat tidak lagi memberikan obat penenang bagi pasar.
Para pimpinan Uni Eropa EU akan menggelar rapat virtual membahas respons terhadap wabah corona di tengah kritik mengenai buruknya koordinasi mereka dalam menangani krisis lintas negara ini.
Italia dan Spanyol paling disorot karena jumlah kematiannya yang telah melampaui China, yakni masing-masing sebanyak 7.000 dan 3.500 lebih. Jumlah kematian di China sebanyak 3.200-an. Di AS, jumlah kematian yang dilaporkan akibat corona telah mencapai 1.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Sempat Dibuka Menghijau, Bursa Eropa Berayun ke Zona Merah