IHSG Meroket 10% & Jawara Asia, Begini Kata Bos BI

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
26 March 2020 13:21
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat hampir 10%.
Foto: Media briefing Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (Bank Indonesia Channel)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat hampir 10% pada perdagangan sesi I, Kamis ini (26/3/2020) terpapar sentimen global seiring dengan stimulus yang akan digelontorkan pemerintah AS guna 'perang' melawan wabah virus corona (COVID-19).

Data BEI mencatat, pada penutupan sesi I, IHSG berada di level 4.316,42 atau melesat 9,62% (379 poin) dengan 294 saham menguat, 100 saham turun, dan sisanya 107 saham stagnan.

Nilai transaksi sudah mencapai Rp 7,33 triliun dengan catatan beli bersih asing siang ini menembus Rp 405 miliar di semua pasar.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan IHSG lebih dari 380 poin ini sangat signifikan setelah dalam 2 pekan terakhir tertekan cukup dalam. 


"Di pasar saham, IHSG menguat berada 4.316 atau hari ini menguat 380 poin, ini penguatan signifikan setelah seminggu lalu dan 2 minggu terakhir tertekan karen kepanikan pasar keuangan global," kata Perry dalam konferensi video di Jakarta, Kamis (26/3/2020).

"Banyak saham-saham hari ini dalam warna hijau, artinya terjadi perbaikan dan kenaikan harga. Ini menunjukkan kondisi kepanikan global mereda dan kita alami tidak terpisah dari pasar keuangan dunia," tegas Perry.

Perry mengatakan ada perkembangan positif di berbagai negara maju atas penanganan pandemi virus corona. Salah satu sentimen yang mempengaruhi positif pasar keuangan global ialah stimulus AS senilai US$ 2 triliun.

"Kita ikuti dari langkah-langkah bersama di berbagai negara maju atas pandemi COVID-19 ke kondisi keuangan maupun ekonomi. Kita dengar dengan positif bagaimana Senat AS setujui usulan untuk paket stimulus fiskal AS US$ 2 triliun."

"Dari US$ 2 triliun itu itu dialokasikan 100 miliar dolar ke kesehatan dan 350 miliar dolar ke UMKM, 250 miliar dolar ke tenaga kerja dan 500 miliar dolar untuk dunia usaha, di samping alokasi bantuan sosial di AS. Di Jerman pun disetujui fiskal 10 persen dari PDB yang setara US$ 860 miliar."

Di tengah penguatan indeks acuan BEI ini, beberapa bursa saham Asia justru bergerak di zona merah antara lain, indeks Shanghai Composite minus 0,32%, Straits Times Singapura jatuh 0,37% dan Nikkei 225 terjun 5,22%.

Laksono Widito Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, membeberkan kenapa IHSG bisa menguat sendirian di Asia pada perdagangan pagi ini.


"Selama kita tutup kemarin [Rabu], bursa-bursa utama dunia mencatatkan kenaikan tajam terutama di AS karena solusi pemberian insentif ekonominya sudah disetujui. Jadi kali ini IHSG juga mengikuti pola pergerakan index dunia yang ada sekarang," katanya di Jakarta, Kamis (26/3/2020).

Tadi pagi, saham-saham di Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, kembali mencatatkan kenaikan. Itu terjadi setelah Gedung Putih dan para pemimpin kongres mengatakan mereka telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) stimulus besar-besaran untuk menghalau perlambatan ekonomi yang disebabkan pandemi virus corona (COVID-19).

Indeks Dow Jones naik lebih dari 2% atau 495,64 poin menjadi 21.200,55 pada hari Rabu. S&P 500 naik 1,1% dan ditutup menjadi 2.475,56. Sementara itu, Nasdaq Composite turun 0,5% ke 7.384,30. Hal ini dikarenakan saham Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan Alphabet (induk Google) semua ditutup lebih rendah.

Kenaikan pada saham-saham AS terjadi setelah para pemimpin Gedung Putih dan Senat menyetujui RUU stimulus besar-besaran senilai US$ 2 triliun pada tengah malam.

"Akhirnya kita memiliki kesepakatan," kata Pemimpin Mayoritas Senat Republik, Mitch McConnell sekitar pukul 1:37 pagi waktu setempat, dikutip CNBC International. "Sebenarnya, ini adalah tingkat investasi waktu perang ke negara kita."

[Gambas:Video CNBC]



(tas/tas) Next Article Fund Manager Mulai Belanja, IHSG Berhasil Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular