IHSG Nyaris Menguat 11%, Tak Ada Tandingannya di Asia

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 March 2020 11:54
IHSG meroket 10% lebih
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat pada perdagangan hari ini dan tetap menjadi jawara di kawasan Asia.

Pada pukul 11.35 WIB jelang istirahat sesi I, IHSG menguat 10,63% ke level 4.356,075. IHSG melesat tajam. Beberapa bursa saham Asia lainnya juga bergerak di zona hijau.

Di waktu yang sama indeks saham bursa Asia yang juga menguat adalah Sensex (+2,22%), KLCI (+0,8%), PSEI (+5,86%), KOSPI (+1,03%), Taiwan Weighted Index (+0,91%) dan Set Indeks (+1,33%).

Pada pukul 10.42 WIB, IHSG masih mampu menguat ke level 4.364,88 atau dengan apresiasi sebesar 10,85%. Nyaris terangkat 11%. Total nilai transaksi yang tercatat mencapai Ro 6,86 triliun.


Pasar cenderung ramai pada hari ini, mengingat biasanya nilai transaksi harian di bursa hanya di kisaran Rp 6 triliun. Asing mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp 353,93 miliar.

Selain IHSG yang sudah terpuruk lama sejak awal tahun (>-30% ytd), sentimen positif datang dari luar yakni disahkannya paket stimulus senilai US$ 2 triliun oleh kongres dan senat AS pada Rabu 25 Maret 2020 waktu setempat. Berikut adalah rincian proposal stimulus yang diajukan pemerintah Negeri Adidaya:

  1. 
Bantuan tunai US$ 1.200 per kepala bagi mereka yang membutuhkan. Untuk keluarga yang memiliki anak, jumlahnya bisa meningkat menjadi US$ 3.000. Anggarannya adalah US$ 500 miliar.
  2. 
Bantuan kepada usaha kecil-menengah. Anggarannya adalah US$ 350 miliar.

  3. Bantuan likuiditas kepada maskapai penerbangan. Anggarannya adalah US$ 500 miliar.

  4. Bantuan kepada rumah sakit dan sektor kesehatan. Anggarannya adalah US$ 75 miliar.

  5. Perluasan program tunjangan pengangguran. Anggarannya adalah US$ 250 miliar.

  6. Pengembangan obat serta pengadaan masker, sarung tangan, dan ventilator. Anggarannya adalah US$ 4 miliar.
Tak hanya dari pemerintah saja yang memperjuangkan stimulus fiskal, The Fed sebagai otoritas moneter Paman Sam juga tak mau kalah dengan menembakkan amunisinya secara jor-joran.

Senin kemarin The Fed mengumumkan akan melakukan program pembelian aset atau quantitative easing (QE) dengan nilai tak terbatas guna membantu perekonomian AS menghadapi tekanan dari pandemi virus corona (COVID-19).

The Fed mengatakan akan melakukan QE seberapapun yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran fungsi pasar serta transmisi kebijakan moneter yang efektif di segala kondisi finansial dan ekonomi.

Tak sampai di situ saja, The Fed ternyata juga mempersiapkan bazooka yang lain. Pada program QE kali ini, The Fed tak hanya membeli surat utang pemerintah dan efek beragun aset (EBA) properti, tetapi juga akan membeli obligasi korporasi dan Exchange Traded Fund (ETF) obligasi korporasi. Tentu obligasi korporasi yang akan dibeli The Fed adalah yang menyandang status investment grade.

The Fed mengambil langkah ini merespons penurunan harga obligasi korporasi yang tajam dalam sebulan terakhir. Langkah ini juga sempat mengejutkan para pelaku pasar.

"Ini adalah tindakan The Fed yang belum pernah terjadi sebelumny," kata Johnny Fine, kepala Investment Grade Bonds di Goldman Sachs, mengutip CNBC International.

"Wow ... ini adalah dunia yang benar-benar baru," ungkap Todd Rosenbluth, kepala ETF dan Reksa Dana Penelitian di CFRA, dalam sebuah cuitan seperti yang diwartakan CNBC International.

Hal ini menjadi sentimen positif yang cukup meredam ketakutan di pasar. Namun ada hal yang harus tetap diwaspadai. Selagi wabah masih terus merebak dan aktivitas ekonomi terganggu, maka bukan tak mungkin pasar termasuk IHSG masih akan bergerak dengan volatilitas tinggi.



[Gambas:Video CNBC]





TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular