
Rupiah di Puncak 'Klasemen' Mata Uang Asia, Ini Sebabnya
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 March 2020 10:07

Tidak hanya di pasar valas, bursa saham Indonesia pun menguat signifikan. Pada pukul 09:38 WIB, IHSG melesat 6,32% dan menjadi nomor satu di Asia. Investor asing membukukan beli bersih Rp 241,27 miliar di pasar reguler dan non-reguler.
IHSG mampu menguat kala bursa saham Asia cenderung merah. Pada pukul 09:40 WIB, indeks Shanghai Composite minus 0,28%, Hang Seng turun 1,09%, dan Straits Times anjlok 1,45%.
Sepertinya investor mulai mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi virus corona. Gugus Tugas COVID-19 mencatat jumlah pasien corona di Indonesia adalah 790 orang dengan korban jiwa 58 orang (rasio kematian/mortality rate 7,34%).
Pemerintahan Joko Widodo menjadikan sektor kesehatan, terutama penanganan virus corona, sebagai fokus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Beberapa kebijakan yang akan ditempuh antara lain peningkatan kualitas layanan kesehatan dengan pengadaan rumah sakit darurat (seperti di Wisma Atlet Kemayoran), pengadaan alat kesehatan termasuk test kit, insentif bagi para tenaga medis, dan lain-lain.
Demi stimulus tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan telah berkomunikasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk melebarkan defisit anggaran lebih dari 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). DPR mengusulkan defisit anggaran diperkenankan sampai 5% PDB.
"Kemungkinan defisit di atas 3%. Presiden dan sudah ketemu pimpinan DPR dan saya sudah konsultasi Banggar (Badan Anggaran) dan Komisi XI bahkan KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan). Meskipun beliau masih reses, kita ingin agar DPR dapat informasi langsung, terkini, dan terlengkap dari pemerintah. Banyak policy yang bergerak terus, APBN 2020 pasti mengalami perubahan besar," jelas Sri Mulyani, baru-baru ini.
Sebelumnya, pasar sempat mencemaskan upaya Indonesia dalam menanggulangi virus corona. Riset Citi menyebutkan Indonesia dan Filipina tengah berada menjadi sorotan pelaku pasar.
"Meningkatnya jumlah kasus di ASEAN dan Asia Selatan akan menambah tekanan dari sisi pasokan dan permintaan yang berakibat pada angka pertumbuhan ekonomi sampai kuartal II-2010. Kami menilai Indonesia dan Filipina adalah yang paling mengkhawatirkan karena sedikitnya jumlah penduduk yang sudah menjalani tes," sebut riset Citi.
Namun dengan komitmen pemerintah, sepertinya investor mulai memberi apresiasi. Ini ditunjukkan dengan penguatan di pasar keuangan Indonesia kala Asia masih berhati-hati menanti kabar seputar pengesahan stimulus fiskal di AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
IHSG mampu menguat kala bursa saham Asia cenderung merah. Pada pukul 09:40 WIB, indeks Shanghai Composite minus 0,28%, Hang Seng turun 1,09%, dan Straits Times anjlok 1,45%.
Sepertinya investor mulai mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi virus corona. Gugus Tugas COVID-19 mencatat jumlah pasien corona di Indonesia adalah 790 orang dengan korban jiwa 58 orang (rasio kematian/mortality rate 7,34%).
Demi stimulus tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan telah berkomunikasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk melebarkan defisit anggaran lebih dari 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). DPR mengusulkan defisit anggaran diperkenankan sampai 5% PDB.
"Kemungkinan defisit di atas 3%. Presiden dan sudah ketemu pimpinan DPR dan saya sudah konsultasi Banggar (Badan Anggaran) dan Komisi XI bahkan KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan). Meskipun beliau masih reses, kita ingin agar DPR dapat informasi langsung, terkini, dan terlengkap dari pemerintah. Banyak policy yang bergerak terus, APBN 2020 pasti mengalami perubahan besar," jelas Sri Mulyani, baru-baru ini.
Sebelumnya, pasar sempat mencemaskan upaya Indonesia dalam menanggulangi virus corona. Riset Citi menyebutkan Indonesia dan Filipina tengah berada menjadi sorotan pelaku pasar.
"Meningkatnya jumlah kasus di ASEAN dan Asia Selatan akan menambah tekanan dari sisi pasokan dan permintaan yang berakibat pada angka pertumbuhan ekonomi sampai kuartal II-2010. Kami menilai Indonesia dan Filipina adalah yang paling mengkhawatirkan karena sedikitnya jumlah penduduk yang sudah menjalani tes," sebut riset Citi.
Namun dengan komitmen pemerintah, sepertinya investor mulai memberi apresiasi. Ini ditunjukkan dengan penguatan di pasar keuangan Indonesia kala Asia masih berhati-hati menanti kabar seputar pengesahan stimulus fiskal di AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular