
Harga Emas Global-Emas Antam, Unstoppable!

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas dunia dan logam mulia yang diproduksi PT Antam Tbk (ANTM) atau emas Antam di Tanah Air tengah mendapat momentum penguatan harga yang signifikan. Kedua instrumen investasi safe haven ini terus mencetak penguatan harga di tengah pandemi virus corona (COVID-19).
Mengacu data Refinitiv, harga emas dunia terbang tinggi dalam 2 hari terakhir hingga kembali ke atas level US$ 1.600/troy ons. Rencana Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang kembali menggelontorkan stimulus masif menjadi pemicu kenaikan harga logam mulia ini.
Di awal pekan, harga emas dunia melesat 3,7%, sementara pada Selasa (24/3/2020), harga logam mulia ini bahkan sempat meroket 5,11% ke US$ 1.632,35/troy ons, sebelum terpangkas dan mengakhiri perdagangan di level US$ 1.610,02/troy ons atau naik 3,67%.
Total hanya dalam 2 hari, harga emas sudah melesat lebih dari 7%. Laju kenaikan emas masih berlanjut pada Rabu (25/3/2020), pada pukul 6:53 WIB harga emas sudah naik 1,6% ke US$ 1.635.79/troy ons.
Senin (23/3/2020), The Fed mengumumkan program pembelian aset atau quantitative easing (QE) dengan nilai tak terbatas guna membantu perekonomian AS menghadapi tekanan dari pandemi COVID-19.
Aset yang akan dibeli seperti obligasi pemerintah, efek beragun aset perumahan (Residential Mortgage-Backed Security/RMBS), dan beberapa jenis efek lainnya.
The Fed mengatakan akan melakukan QE seberapa pun yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran fungsi pasar serta transmisi kebijakan moneter yang efektif di segala kondisi finansial dan ekonomi.
"Tidak seperti pascakrisis finansial global (2008), saat The Fed nilai QE terbatas setiap bulannya, kali ini jumlahnya tak terbatas," kata Ray Attril, Kepala Strategi Valas di National Australia Bank, sebagaimana dilansir CNBC International.
Sebelumnya pada 16 Maret lalu, The Fed juga membabat habis suku bunga acuannya (Federal Funds Rate/FFR). sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 0-0,25%. Suku bunga tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2015.
Kebijakan yang diambil oleh The Fed sama dengan ketika terjadi krisis finansial global tahun 2008, bahkan kali ini lebih agresif dengan tidak membatasi nilai QE-nya, sekali lagi "lu jual gua beli".
Berkaca dari penerapan kebijakan tersebut di tahun 2008, harga emas terus bergerak naik hingga akhirnya mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920/troy ons pada 6 September 2011.
