Tidak Sekadar Menguat, Rupiah Juga Juara Tiga di Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 March 2020 17:23
BI Selalu Ada di Pasar
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Merosotnya nilai tukar rupiah belakangan ini membuat Bank Indonesia (BI) menggelontorkan amunisnya guna menstabilkan nilai tukar Mata Uang Garuda. 

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan saat ini cadangan devisa yang dimiliki Indonesia sangat cukup untuk melakukan stabilisasi nilai tukar. Walaupun saat ini aliran modal asing ke luar cukup tinggi, namun bank sentral memiliki banyak 'kekuatan' untuk membanjiri pasar.

"Aliran modal asing atau outflow baik dari Surat Berharga Negara, obligasi, dan saham itu mencapai Rp 125 triliun," kata Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), dalam briefing seputar perkembangan ekonomi terkini, Selasa (24/3/2020).

Ia menambahkan, Bank Indonesia juga telah menggelontorkan likuiditas hampir Rp 300 triliun. "Melalui pembelian SBN (Surat Berharga Negara) Rp 168 triliun dan dari repo perbankan Rp 55 triliun. Dan tak lupa ada penurunan GWM yang beraku April ini Rp 75 triliun," imbuh Perry.



Terkait penguatan rupiah hari ini, Perry mengatakan hal tersebut terjadi berkat pasokan valas dari eksportir.

"Nilai tukar rupiah hari ini cukup stabil. Bid dan offer berjalan baik di pasar valas. Terima kasih kepada eksportir yang memasok dolar ke pasar valas," kata Perry. 

BI, lanjut Perry, juga terus berada di pasar untuk mengawal rupiah. BI masih melakukan intervensi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), dan pembelian obligasi pemerintah di pasar sekunder.

Perry menegaskan bahwa BI punya 'amunisi' yang memadai bernama cadangan devisa. Sebagai informasi, cadangan devisa Indonesia per akhir Februari 2020 adalah US$ 130,44 miliar.



TIM RISET CNBC INDONESIA  (pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular