
Puluhan Negara Minta Bantuan IMF, Dominan Timur Tengah-Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Puluhan negara di Timur Tengah dan Asia Tengah telah meminta dukungan keuangan dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menangani virus corona (COVID-19).
Jihad Azour, Direktur Departemen IMF untuk wilayah Timur Tengah dan Asia Tengah, mengatakan bahwa International Monetary Fund sedang berupaya mempercepat persetujuan permintaan dana darurat tersebut, terutama untuk negara-negara yang sudah menghadapi masalah lain.
Republik Kyrgyzstan kemungkinan akan menerima pencairan dana darurat pertama, katanya, tanpa merinci semua negara yang telah meminta dukungan.
"Dengan tiga perempat negara setidaknya mengonfirmasi satu kasus COVID-19 dan beberapa menghadapi wabah yang besar, pandemi coronavirus telah menjadi tantangan jangka pendek terbesar di kawasan ini," kata Azour, mengutip Reuters, Selasa (24/3/2020).
Ia juga mengatakan bahwa wabah corona akan sangat menekan negara-negara yang secara ekonomi rapuh dan telah memiliki masalah sebelumnya.
"Tantangan ini akan sangat menakutkan bagi negara-negara yang rapuh dan dilanda konflik di kawasan itu - seperti Irak, Sudan, dan Yaman - di mana kesulitan mempersiapkan sistem kesehatan yang lemah untuk wabah dapat diperburuk oleh berkurangnya impor karena gangguan di dunia perdagangan, yang menyebabkan kekurangan pasokan medis dan barang-barang lainnya dan mengakibatkan kenaikan harga yang substansial," katanya, menurut CNN International.
Lebih lanjut, Azour menyarankan agar di tengah wabah seperti ini, pemerintah berbagai negara seharusnya tidak tanggung-tanggung dalam menyisihkan biaya untuk membantu sistem kesehatan mereka dan memperkuat jaring pengaman sosial. Meskipun anggaran sudah diperas cukup banyak.
"Respons kebijakan ekonomi harus diarahkan untuk mencegah pandemi - krisis kesehatan sementara - dari berkembang menjadi resesi ekonomi yang berkepanjangan dengan hilangnya kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakat yang bisa muncul karena meningkatnya pengangguran dan kebangkrutan."
Dia juga mengatakan bank sentral harus siap memberikan likuiditas kepada bank-bank terutama untuk mendukung pinjaman kepada usaha kecil dan menengah, sementara langkah-langkah fiskal konvensional untuk mendukung ekonomi, seperti pengeluaran untuk infrastruktur, baru dipertimbangkan setelah krisis mulai mereda.
(tas/tas) Next Article Jalan Terjal Ekonomi 2020
