Ke Arah Mana Sebenarnya Harga Emas? Ini Kata Analis

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 March 2020 06:05
Ketika pasar finansial global bergejolak, emas cenderung menguat. Namun belakangan harga emas ambrol mengikuti kejatuhan bursa global.
Foto: [Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia berbalik menguat pada hari Senin (23/3/2020), padahal sebelumnya harga emas sempat merosot di awal perdagang. 

Pergerakan emas belakangan ini tidak seusai dengan statusnya sebagai aset aman (safe haven). Di saat pasar finansial global mengalami gejolak, emas cenderung menguat. Namun belakangan, harga emas malah ambrol mengikuti kejatuhan bursa saham global.

Di awal perdagangan Senin kemarin, emas sempat melemah 0,87% ke US$ 1.484.65/troy ons, tetapi berbalik melesat naik dan mengakhiri perdagangan di level US$ 1,553,06/troy ons atau menguat 3,7% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Pada Senin (9/3/2020) 2 pekan lalu, harga emas sempat melesat hingga menyentuh US$ 1.702,56/troy ons yang merupakan level tertinggi sejak Desember 2012. Namun, sejak mencapai level tersebut emas justru terus merosot, di penutupan perdagangan Jumat (20/3/2020) berada di level US$ 1.497,64/troy ons, atau ambles lebih dari 12% dari level tertinggi tersebut.

Pada periode yang sama, indeks S&P 500 merosot lebih dari 20%. Bursa saham Asia juga mengalami hal yang sama, bursa Eropa bahkan lebih parah lagi. Aksi jual di bursa saham tersebut terjadi akibat pandemi virus corona (COVID-19) yang diprediksi menekan pertumbuhan ekonomi global cukup dalam, bahkan berisiko mengalami resesi.



Harga emas yang sudah mencapai level tertinggi sejak tahun 2012 membuat pelaku pasar mencairkan keuntungan, dan memilih memegang uang tunai. Melansir Kitco News, banyak analis memberikan outlook netral terhadap harga emas.

"Saya tidak melihat investor akan mengambil posisi besar di emas saat ini. Uang tunai adalah raja, dan akan tetap seperti itu" kata Rhona O'Connell, kepala analis pasar untuk EMEA dan regional Asia di INTL FC Stones Ltd, sebagaimana dilansir Kitco News.

Ketidakpastian yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19 dikatakan masih akan menjadi penggerak pasar di pekan ini. O'Connnel juga tidak melihat adanya pergerakan besar untuk emas baik itu naik tajam, maupun merosot.

Hal senada diungkapkan ahli strategi pasar dari Blue Line Futures, Philip Streible. Ia mengatakan emas akan kesulitan naik karena para investor melakukan aksi jual untuk menutup kerugian di investasi lainnya. "Para investor tersebut menjual semuanya untuk meningkatkan modal yang dimiliki," kata Streible sebagaimana dilansir Kitco News.



TIM RISET CNBC INDONESIA 



[Gambas:Video CNBC]






(pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular