WHO Mulai Uji Vaksin Corona, Kabar Baik untuk IHSG?
19 March 2020 15:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada kabar baik bagi pasar saham dunia dan domestik. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sudah mulai melakukan uji coba vaksin pertama untuk mengobati pasien yang terjangkit virus corona atau COVID-19.
Dampak virus corona sudah membuat pasar keuangan dunia mengalami tekanan cukup dalam. Bursa saham domestik ikut terkena imbasnya, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami koreksi hampir 35%.
Demikian pula pasar saham dunia lainnya, bursa saham Amerika Serikat tercatat anjlok 25,58%, bursa Jepang anjlok 29,29%, bursa Hong Kong anjlok 20,92%, bursa China anjlok 10,54%, bursa Jerman anjlok 35,28%, bursa saham Prancis anjlok 35,39% dan bursa Inggris anjlok 32,63%.
Berdasarkan data Worldometer, ada 218.159 kasus corona di dunia. Jumlah pasien meninggal sebanyak 8.937 dan yang sembuh 84.383.
China mencatat ada 80.894 kasus. Dengan angka pasien meninggal 3.237 dan pasien sembuh 69.614.
Nah, uji coba vaksin pertama untuk virus corona (COVID-19) telah dimulai, kata pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (18/3/2020).
"Uji coba dimulai hanya 60 hari setelah urutan genetik virus dibagi oleh China." katanya.
Namun demikian, para pejabat kesehatan mengatakan akan membutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan bagi vaksin untuk bisa tersedia untuk penggunaan umum.
Lebih lanjut, Tedros mengatakan, selama ini telah banyak uji coba kecil-kecilan dilakukan. Namun hasilnya belum memuaskan.
"Banyak uji coba kecil dengan metodologi berbeda mungkin tidak memberi kita bukti yang jelas dan kuat yang kita butuhkan tentang perawatan yang membantu menyelamatkan hidup," katanya lagi, mengutip Anadolu Agency.
Sembari menunggu vaksin, Tedros memuji tindakan sigap banyak negara yang mulai memberlakukan pembatasan fisik (physical distancing) atau membatasi jarak antara satu dengan lainnya. Juga membatalkan acara olahraga, konser, dan pertemuan besar lainnya.
Itu dikarenakan menurutnya langkah-langkah tersebut akan mampu membatasi penyebaran wabah. Langkah itu juga akan mampu mengurangi beban pada sistem kesehatan dan membantu membuat epidemi terbendung, sehingga tindakan yang sesuai target dan terfokus bisa dilakukan.
"Kita tahu bahwa banyak negara sekarang menghadapi peningkatan [kasus] epidemi dan merasa kewalahan," kata Tedros.
"Tetapi untuk menekan dan mengendalikan epidemi, negara harus mengisolasi, menguji, mengobati, dan melacak. Jika tidak, rantai transmisi dapat berlanjut pada tingkat rendah, kemudian bangkit kembali setelah langkah-langkah jarak fisik selesai dilakukan."
Tedros juga mengatakan bahwa WHO terus merekomendasikan negara-negara untuk melakukan isolasi, pengujian dan merawat setiap kasus yang dicurigai. Selain itu, melacak setiap orang yang memiliki kontak dengan penderita juga harus tetap dilakukan, jelasnya.
"Ini adalah harapan terbaik untuk mencegah penularan masyarakat secara luas," kata Tedros.
Tedros juga mengatakan telah ada banyak pihak yang mengirimkan bantuan kepada WHO untuk menangani wabah COVID-19 dan ia berharap pada akhirnya wabah dapat diatasi.
"Dana Respons Solidaritas COVID-19 kini telah mengumpulkan lebih dari US$ 43 juta dari lebih dari 173 ribu individu dan organisasi. Saya terutama ingin berterima kasih kepada FIFA atas kontribusinya.
"Upaya ini dan lainnya memberi saya harapan bahwa bersama-sama, kita bisa dan akan menang." katanya, mengutip Express.
(hps/wed)
Dampak virus corona sudah membuat pasar keuangan dunia mengalami tekanan cukup dalam. Bursa saham domestik ikut terkena imbasnya, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami koreksi hampir 35%.
Demikian pula pasar saham dunia lainnya, bursa saham Amerika Serikat tercatat anjlok 25,58%, bursa Jepang anjlok 29,29%, bursa Hong Kong anjlok 20,92%, bursa China anjlok 10,54%, bursa Jerman anjlok 35,28%, bursa saham Prancis anjlok 35,39% dan bursa Inggris anjlok 32,63%.
Berdasarkan data Worldometer, ada 218.159 kasus corona di dunia. Jumlah pasien meninggal sebanyak 8.937 dan yang sembuh 84.383.
China mencatat ada 80.894 kasus. Dengan angka pasien meninggal 3.237 dan pasien sembuh 69.614.
Nah, uji coba vaksin pertama untuk virus corona (COVID-19) telah dimulai, kata pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (18/3/2020).
"Uji coba dimulai hanya 60 hari setelah urutan genetik virus dibagi oleh China." katanya.
Namun demikian, para pejabat kesehatan mengatakan akan membutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan bagi vaksin untuk bisa tersedia untuk penggunaan umum.
Lebih lanjut, Tedros mengatakan, selama ini telah banyak uji coba kecil-kecilan dilakukan. Namun hasilnya belum memuaskan.
"Banyak uji coba kecil dengan metodologi berbeda mungkin tidak memberi kita bukti yang jelas dan kuat yang kita butuhkan tentang perawatan yang membantu menyelamatkan hidup," katanya lagi, mengutip Anadolu Agency.
Sembari menunggu vaksin, Tedros memuji tindakan sigap banyak negara yang mulai memberlakukan pembatasan fisik (physical distancing) atau membatasi jarak antara satu dengan lainnya. Juga membatalkan acara olahraga, konser, dan pertemuan besar lainnya.
Itu dikarenakan menurutnya langkah-langkah tersebut akan mampu membatasi penyebaran wabah. Langkah itu juga akan mampu mengurangi beban pada sistem kesehatan dan membantu membuat epidemi terbendung, sehingga tindakan yang sesuai target dan terfokus bisa dilakukan.
"Kita tahu bahwa banyak negara sekarang menghadapi peningkatan [kasus] epidemi dan merasa kewalahan," kata Tedros.
"Tetapi untuk menekan dan mengendalikan epidemi, negara harus mengisolasi, menguji, mengobati, dan melacak. Jika tidak, rantai transmisi dapat berlanjut pada tingkat rendah, kemudian bangkit kembali setelah langkah-langkah jarak fisik selesai dilakukan."
Tedros juga mengatakan bahwa WHO terus merekomendasikan negara-negara untuk melakukan isolasi, pengujian dan merawat setiap kasus yang dicurigai. Selain itu, melacak setiap orang yang memiliki kontak dengan penderita juga harus tetap dilakukan, jelasnya.
"Ini adalah harapan terbaik untuk mencegah penularan masyarakat secara luas," kata Tedros.
Tedros juga mengatakan telah ada banyak pihak yang mengirimkan bantuan kepada WHO untuk menangani wabah COVID-19 dan ia berharap pada akhirnya wabah dapat diatasi.
"Dana Respons Solidaritas COVID-19 kini telah mengumpulkan lebih dari US$ 43 juta dari lebih dari 173 ribu individu dan organisasi. Saya terutama ingin berterima kasih kepada FIFA atas kontribusinya.
"Upaya ini dan lainnya memberi saya harapan bahwa bersama-sama, kita bisa dan akan menang." katanya, mengutip Express.
Artikel Selanjutnya
Dunia Menuju Resesi, Asing Bawa Kabur Rp 15,5 T dari Bursa RI
(hps/wed)