
Obat Corona Bernama Avigan Ternyata Dibuat Fujifilm Jepang
dob, CNBC Indonesia
19 March 2020 11:56

Jakarta, CNBC Indonesia- Obat flu bermerek Avigan, yang dinyatakan efektif melawan virus corona (COVID-19), ternyata diproduksi Fujifilm Toyama Chemical, anak usaha Fujifilm Holdings Corporation.
"Sangat aman dan jelas efektif," kata Direktur Pusat Nasional China untuk Pengembangan Bioteknologi, Zhang Xinmin, dalam konferensi pers dikutip dari Nikkei Asian Review, Rabu (18/3/2020).
Fujifilm Toyama mengembangkan obat ini pada 2014. Avigan sudah diberikan pada pasien corona di Jepang sejak Februari. Uji klinis juga sudah dilakukan pada 200 pasien di rumah sakit Wuhan dan Shenzhen. Hasilnya, mereka negatif dalam waktu singkat dan gejala pneumonia sangat berkurang.
Menurut Zhang, pasien yang memakai favipiravis dites negatif setelah empat hari. Sementara pengguna obat lain 11 hari.
Sementara itu, dari percobaan klinis di Wuhan, pasien yang diobati favipiravir sembuh dari demam dalam 2,5 hari. Sementara pasien lain 4 hari.
Gejala batuk membaik dalam 4 hari, lebih awal dibanding mereka yang tidak minum obat. Avigan sendiri, diatur khusus oleh pemerintah Jepang, di mana ia hanya bisa digunakan jika influenza jenis baru muncul.
Pasalnya ada studi yang mengatakan ia rentan membuat kegagalan janin. Tapi hal ini tak dijelaskan Zhang.
Sementara itu, kini China dikabarkan mulai memproduksi favipiravir secara serius. Namun Fujifilm mengatakan perusahaan tidak ikut dalam uji klinis itu.
Meski demikian, sebelumnya Fujifilm memang melakukan perjanjian paten dengan perusahaan China, Zhejiang Hisun Pharmaceutical di 2016. Tapi dibatalkan 2019 lalu.
(dob/dob) Next Article Produksi Obat Corona, Saham Fujifilm Sempat Melesat Tinggi
"Sangat aman dan jelas efektif," kata Direktur Pusat Nasional China untuk Pengembangan Bioteknologi, Zhang Xinmin, dalam konferensi pers dikutip dari Nikkei Asian Review, Rabu (18/3/2020).
Fujifilm Toyama mengembangkan obat ini pada 2014. Avigan sudah diberikan pada pasien corona di Jepang sejak Februari. Uji klinis juga sudah dilakukan pada 200 pasien di rumah sakit Wuhan dan Shenzhen. Hasilnya, mereka negatif dalam waktu singkat dan gejala pneumonia sangat berkurang.
Sementara itu, dari percobaan klinis di Wuhan, pasien yang diobati favipiravir sembuh dari demam dalam 2,5 hari. Sementara pasien lain 4 hari.
Gejala batuk membaik dalam 4 hari, lebih awal dibanding mereka yang tidak minum obat. Avigan sendiri, diatur khusus oleh pemerintah Jepang, di mana ia hanya bisa digunakan jika influenza jenis baru muncul.
Pasalnya ada studi yang mengatakan ia rentan membuat kegagalan janin. Tapi hal ini tak dijelaskan Zhang.
Sementara itu, kini China dikabarkan mulai memproduksi favipiravir secara serius. Namun Fujifilm mengatakan perusahaan tidak ikut dalam uji klinis itu.
Meski demikian, sebelumnya Fujifilm memang melakukan perjanjian paten dengan perusahaan China, Zhejiang Hisun Pharmaceutical di 2016. Tapi dibatalkan 2019 lalu.
(dob/dob) Next Article Produksi Obat Corona, Saham Fujifilm Sempat Melesat Tinggi
Most Popular