
Dana Asing Keluar dari RI, dari US$ 5 M jadi US$ 360 Juta
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
19 March 2020 14:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Aliran dana asing yang banyak keluar dari pasar keuangan domestik, menjadi salah satu pemicu pelemahan nilai tukar rupiah. Penarikan dana asing tersebut dipicu kejatuhan pasar keuangan dunia karena dampak dari wabah virus corona (COVID-19).
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan hasil rapat dewan gubernur (RDG) BI.
"Aliran modal asing turun, karena pasar keuangan global tertekan akibat COVID-19, NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) baik ditopang transaksi berjalan. Aliran invetasi ke portfolio pada Januari 2020 berbalik karena meningkatnya ketidakpastian global," kata Perry, di Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Perry menjelaskan, pada Januari hingga akhir Februari 2020, aliran dana asing yang masuk ke Indonesia mencapai US$ 5 miliar. Namun dari Februari hingga 17 Maret 2020 dana asing yang masuk ke Indonesia tinggal tersisa US$ 360 juta.
"Lebih rendah dari triwulan IV-2019 (aliran dana asing) netto US$ 6,6 miliar. Posisi cadangan devisa hingga akhir Februari 2020 mencapai US$ 130,4 miliar atau setara pembiatyaan 7,7 bulan impor dan pembayaran untang luar negeri pemerintah dan 3 bulan impor," jelas Perry.
Perry menyampaikan, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) pada 2020 dan 2021 pada kisaran 2,5-3% dari produk domestik bruto (PDP)
"Penyesuaian aliran modal asing tekan rupiah sejak pertengahan Februari 2020. Berkurangnya aliran modal asing memberikan tekanan ke nilai tukar rupiah sejak pertengahan Februari 2020. Di mana hingga 18 Maret 2020 melemah 5,18% dibandingkan Februari 2020," kata Perry.
(hps/hps) Next Article Aliran Modal Asing Masih Ramai Serbu RI
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan hasil rapat dewan gubernur (RDG) BI.
"Aliran modal asing turun, karena pasar keuangan global tertekan akibat COVID-19, NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) baik ditopang transaksi berjalan. Aliran invetasi ke portfolio pada Januari 2020 berbalik karena meningkatnya ketidakpastian global," kata Perry, di Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Perry menjelaskan, pada Januari hingga akhir Februari 2020, aliran dana asing yang masuk ke Indonesia mencapai US$ 5 miliar. Namun dari Februari hingga 17 Maret 2020 dana asing yang masuk ke Indonesia tinggal tersisa US$ 360 juta.
"Lebih rendah dari triwulan IV-2019 (aliran dana asing) netto US$ 6,6 miliar. Posisi cadangan devisa hingga akhir Februari 2020 mencapai US$ 130,4 miliar atau setara pembiatyaan 7,7 bulan impor dan pembayaran untang luar negeri pemerintah dan 3 bulan impor," jelas Perry.
Perry menyampaikan, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) pada 2020 dan 2021 pada kisaran 2,5-3% dari produk domestik bruto (PDP)
"Penyesuaian aliran modal asing tekan rupiah sejak pertengahan Februari 2020. Berkurangnya aliran modal asing memberikan tekanan ke nilai tukar rupiah sejak pertengahan Februari 2020. Di mana hingga 18 Maret 2020 melemah 5,18% dibandingkan Februari 2020," kata Perry.
(hps/hps) Next Article Aliran Modal Asing Masih Ramai Serbu RI
Most Popular