
Lawan Corona, Bank Sentral Eropa Siap Guyur Pasar US$ 820 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan skema pembelian obligasi pemerintah dan korporasi senilai 750 miliar euro (US$ 820 miliar) atau setara dengan Rp 11.480 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) pada tahun ini guna meredam dampak buruk ekonomi global dari wabah corona (COVID-19).
Paket pendanaan yang dinamakan Program Pembelian Darurat Pandemi itu dikeluarkan hanya 6 hari setelah ECB meluncurkan paket stimulus besar yang disebut gagal menenangkan pasar. Lantaran tekanan yang dialami bank, ECB kembali mengucurkan stimulus.
"Skema pembelian aset US$ 820 miliar itu akan bersifat sementara dan disimpulkan setelah bank menilai bahwa fase krisis coronavirus atau COVID-19 telah berakhir, tetapi dalam kasus apa pun tidak sebelum akhir tahun ini," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan, mengutip AFP.
Keputusan itu muncul setelah 25 anggota dewan bank mengadakan pembicaraan darurat melalui telepon hingga larut malam.
Bank sentral yang dipimpin oleh Christine Lagarde ini mengatakan Program Pembelian Darurat Pandemi, dirilis guna menjaga agar biaya pinjaman tetap rendah dalam mendukung prospek ekonomi Eropa dan memastikan suku bunga bank bisa lebih rendah bagi pebisnis dan konsumen. ECB juga berkomitmen memainkan perannya dalam mendukung semua warga kawasan euro melalui masa yang sangat menantang ini.
"Dewan pengatur akan melakukan segala yang diperlukan sesuai mandatnya," kata ECB, seraya menambahkan bahwa ukuran pembelian aset dapat ditingkatkan jika diperlukan.
ECB juga mengatakan bahwa pihaknya siap untuk melonggarkan beberapa pembatasan yang diberlakukan atas pembelian obligasi sehingga bisa membantu negara-negara seperti Italia yang imbal hasil obligasi-nya (yield) melonjak karena kepanikan terkait wabah virus corona.
Menanggapi hal itu, ahli strategi Manajemen Kekayaan Pictet Frederik Ducrozet mengatakan bahwa langkah ECB merupakan hal yang tepat untuk dilakukan di saat seperti ini.
"Obat terbaru ECB bisa menjadi pengubah ekonomi kawasan euro dan pasar kredit jika disertai dengan tindakan fiskal dari pemerintah zona euro," katanya.
(tas/tas) Next Article Bank Sentral Eropa Tahan Suku Bunga, Stimulus Lanjut
