
Usai Libur 2 Hari, Bursa Filipina Langsung Anjlok 12,4%
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 March 2020 10:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai libur dua hari, bursa saham Filipina kembali dibuka. Sekalinya dibuka langsung anjlok 12,4% dan memicu trading halt.
Pandemi COVID-19 yang juga melanda Filipina membuat President Rodrigo Duterte pada 12 Maret lalu memutuskan untuk memberlakukan karantina. Transportasi domestik berbagai jalur menuju 17 distrik Metro Manila akan ditutup mulai dari 15 Maret hingga 14 April.
Duterte lebih memilih kata "karantina komunitas" dan menghindari kata-kata lockdown yang membuat orang jadi alergi. "Kami tidak ingin menggunakan kata itu karena Anda takut dengan lockdown. Namun sebenarnya ini adalah lockdown" kata Duterte seperti diwartakan Al Jazeera.
Filipina sendiri merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang juga terjangkit wabah COVID-19. Saat ini Filipina sudah melaporkan sebanyak 202 kasus infeksi COVID-19 di negaranya.
Sebanyak 19 orang dinyatakan meninggal setelah terinfeksi virus ini dan menjadikan Filipina sebagai negara di Asia Tenggara dengan tingkat kematian tertinggi akiba COVID-19. Perkembangan yang memprihatinkan ini membuat pasar saham Filipina juga dilanda ketakutan hebat.
Buktinya bursa saham Filipina yang baru dibuka langsung anjlok 12,4% dan menjadi level terendah sejak Desember 2011.
Hal ini membuat otoritas bursa setempat menghentikan perdagangan selama 15 (trading halt). Tak hanya bursa saham Filipina saja yang terkena trading halt, bursa saham tanah air juga mengalami nasib yang sama.
Pada pukul 09.38 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 5%. Konsekuensinya adalah perdagangan dihentikan selama 30 menit.
Filipina dan Indonesia memang bukanlah negara di kawasan Asia Tenggara dengan kasus infeksi COVID-19 paling banyak. Namun untuk indikator yang paling parah, bisa dibenarkan.
Pasalnya tingkat kematian (mortality rate) di Filipina dan Indonesia berada di atas 8%. Jauh mengungguli Italia yang berada di kisaran 7%.
Saat ini data kompilasi John Hopkins University menunjukkan total jumlah kasus infeksi COVID-19 secara global sudah mencapai angka lebih dari 218 ribu. Wabah ini telah menjangkiti lebih dari 150 negara di dunia dan membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Bursa Saham Negerinya Duterte Melesat, Ternyata Ini Pemicunya
Pandemi COVID-19 yang juga melanda Filipina membuat President Rodrigo Duterte pada 12 Maret lalu memutuskan untuk memberlakukan karantina. Transportasi domestik berbagai jalur menuju 17 distrik Metro Manila akan ditutup mulai dari 15 Maret hingga 14 April.
Duterte lebih memilih kata "karantina komunitas" dan menghindari kata-kata lockdown yang membuat orang jadi alergi. "Kami tidak ingin menggunakan kata itu karena Anda takut dengan lockdown. Namun sebenarnya ini adalah lockdown" kata Duterte seperti diwartakan Al Jazeera.
Sebanyak 19 orang dinyatakan meninggal setelah terinfeksi virus ini dan menjadikan Filipina sebagai negara di Asia Tenggara dengan tingkat kematian tertinggi akiba COVID-19. Perkembangan yang memprihatinkan ini membuat pasar saham Filipina juga dilanda ketakutan hebat.
Buktinya bursa saham Filipina yang baru dibuka langsung anjlok 12,4% dan menjadi level terendah sejak Desember 2011.
Hal ini membuat otoritas bursa setempat menghentikan perdagangan selama 15 (trading halt). Tak hanya bursa saham Filipina saja yang terkena trading halt, bursa saham tanah air juga mengalami nasib yang sama.
Pada pukul 09.38 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 5%. Konsekuensinya adalah perdagangan dihentikan selama 30 menit.
Filipina dan Indonesia memang bukanlah negara di kawasan Asia Tenggara dengan kasus infeksi COVID-19 paling banyak. Namun untuk indikator yang paling parah, bisa dibenarkan.
Pasalnya tingkat kematian (mortality rate) di Filipina dan Indonesia berada di atas 8%. Jauh mengungguli Italia yang berada di kisaran 7%.
Saat ini data kompilasi John Hopkins University menunjukkan total jumlah kasus infeksi COVID-19 secara global sudah mencapai angka lebih dari 218 ribu. Wabah ini telah menjangkiti lebih dari 150 negara di dunia dan membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Bursa Saham Negerinya Duterte Melesat, Ternyata Ini Pemicunya
Most Popular