Rupiah Sudah di Atas Rp 15.700/US$ di Kurs Tengah BI...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 March 2020 10:11
Rupiah Sudah di Atas Rp 15.700/US$ di Kurs Tengah BI...
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Di pasar spot, rupiah juga melemah dan menciptakan rekor baru.

Pada Kamis (19/3/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 15.712. Rupiah melemah sangat dalam yaitu 3,21% dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Rupiah menyentuh titik terlemah sejak Jisdor diperkenalkan pada 2013.



Sementara di pasar spot, rupiah juga merah (lagi). Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 15.400 di mana rupiah melemah 1,32%.

Rupiah berada di posisi terlemah sepanjang sejarah jika melihat dari posisi penutupan. Kalau merujuk ke intraday, posisi terlemah rupiah sepanjang sejarah ada di Rp 16.800/US$.

Refinitiv


Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia pun melemah di hadapan dolar AS. Bahkan sang perkasa yen Jepang pun tidak berdaya dan nyaris 1%.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:10 WIB:





Meski bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) sudah menurunkan suku bunga acuan 150 basis poin (bps) sejak awal bulan ini, tetapi keperkasaan mata uang Negeri Paman Sam tidak terbendung. Pada pukul 09:34 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,08%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini melonjak 1,81%.



Dalam situasi yang oenuh ketidakpastian akibat serangan virus corona, investor sudah tidak lagi percaya terhadap investasi di pasar keuangan. Bahkan emas pun terkoreksi, menandakan pelaku pasar tidak lagi peduli terhadap status safe haven komoditas tersebut.

Sekarang, cash is king. Memegang uang tunai adalah kunci, untuk berjaga-jaga kalau situasi memburuk.


Mengutip Reuters, riset Bank of America (BofA) menyebutkan kepemilikan uang tunai naik 5,1% sejak awal Maret. Sementara kepemilikan investor di saham turun drastis. Kapitalisasi pasar di indeks S&P 500 'menguap' lebih dari US$ 8 triliun dalam 18 hari terakhir.

Namun cash yang dipilih tentu bukan sembarang cash. Dolar AS tentu menjadi pilihan, karena statusnya sebagai mata uang global. Berbagai urusan bisa diselesaikan dengan dolar AS.

Permintaan dolar AS yang tinggi membuat mata uang Negeri Adidaya benar-benar menjadi adidaya. Semua akan ke dolar AS pada waktunya...



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular