IHSG Terendah Sejak September 2015, Asing Keluar Rp 8,8 T

tahir saleh, CNBC Indonesia
19 March 2020 09:21
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mencetak rekor terendah barunya.
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mencetak rekor terendah barunya. Saat ini bahkan IHSG sudah keluar dari level psikologis 4.200. Pada perdagangan Kamis pagi ini (19/3/2020), IHSG berada di level 4.136, level harian terendah sejak 30 September 2015 yang saat itu berada di level 4.168.

Level terendah IHSG hari ini yakni 4.126 dan tertinggi 4.329. Perkembangan wabah COVID-19, kejatuhan harga minyak serta kebijakan bank sentral Indonesia adalah tiga hal yang jadi sentimen penggerak pasar pada perdagangan hari ini.

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka 2,36% ke level 4.228. Satu menit berselang setelah pembukaan IHSG jatuh lebih dalam dengan koreksi mencapai 3,43%.



Mengacu data BEI, hanya dalam kurun waktu tiga hari terakhir, IHSG sudah anjlok lebih dari 10%. Kalau ditarik sampai dengan periode awal tahun, maka indeks bursa saham tanah air sudah terkoreksi sebesar 34%.

Di Amerika sendiri jumlah kasus infeksi COVID-19 terus bertambah. Jumlah kasus infeksi COVID-19 secara kumulatif di Paman Sam sudah menyentuh angka 7.324 kasus. Sebanyak 115 orang AS meninggal akibat infeksi virus ini.

Sementara secara global, jumlah kasus infeksi COVID-19 sudah melampaui angka 200 ribu. Lonjakan signifikan masih terjadi di luar China. Sejak awal pekan ini, total kasus kumulatif COVID-19 di luar China telah melampaui jumlah kasus kumulatif di China.

Data BEI mencatat, pada Kamis pukul 09.15 WIB, asing sudah keluar Rp 242 miliar dan sebulan terakhir asing sudah net sell Rp 8,88 triliun di semua pasar. 

Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya menegaskan perdagangan saham hari ini memang masih belum berpotensi mengalami penguatan. Belum ada sentimen positif dan secara teknikal belum menunjukkan tanda-tanda adanya potensi menguat.

Pilarmas menyoroti sentimen harga minyak dunia yang mengalami penurunan, baik WTI maupun Brent hingga 25%. "Saat ini futures [pasar berjangka minyak] sedang berada di level terendah dalam kurun waktu hampir 2 dekade setelah sebelumnya Arab Saudi memberikan isyarat bahwa akan terjadi perang harga dengan Rusia," tulis Pilarmas, dalam riset Kamis ini.



Sementara itu dari dalam negeri, pemerintah kembali berencana mengeluarkan kebijakan stimulus fiskal jilid III.

"Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa dirinya menyiapkan stimulus sebesar US$ 1,8 miliar untuk menjaga perekonomian Indonesia dari krisis. Ekonomi saat ini akan berpotensi melemah dan akan tumbuh di antara 4,5% - 4,7%, dan merupakan yang terlemah sejak 2009 lalu.



[Gambas:Video CNBC]


(tas/hps) Next Article IHSG Merah Padam, Asing Mulai Kabur di 5 Saham Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular