
Wall Street Masih Memerah, Bisakah IHSG Balik Arah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi II Rabu kemarin (18/3/2020) ditutup turun 2,83% ke level 4.440,67 dengan rentang harga tertinggi 4.473,82 dan terendah 4.284,68 di tengah sentimen negatif investor terkait penyebaran virus corona (COVID-19).
Berdasarkan data BEI, nilai transaksi pada perdagangan sebesar Rp 8,1 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 258,44 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Pada perdagangan kemarin, ada 3 saham yang terkena Auto Rejection Bawah (ARB) setelah ambles 7%, yakni PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Intiland Development Tbk (DILD), dan PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM).
Pasar saham global memang sedang terguncang, setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan wabah COVID-19 sebagai pandemi. Setelah itu pasar langsung merespons panik dan aksi jual (panic selling) yang masif terjadi di bursa saham global.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 1.276 poin (-6%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan relatif tak berubah di 1.234,2 poin (5,8%) selang 15 menit kemudian ke 20.005,4. Indeks Nasdaq turun 341,4 poin (-4,7%) ke 6.991,5 dan S&P 500 tertekan 138,8 poin (-5,5%) ke 2.392,1.
Kamis pagi ini, Dow Jones ditutup minus hingga 6,30%, juga S&P 500 minus 5,18% dan Nasdaq turun 4,70%.
Pelemahan bursa saham Wall Street kemungkinan menjadi pemicu turunnya IHSG untuk turut melaju ke zona merah pada pembukaan perdagangan Kamis (19/3/2020).
![]() |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan garis Moving Average (MA) periode 5 terlihat mulai menyempit. Mencoba rebound melewati resistance di area 4.440 hingga mencapai kisaran 4.550. Sementara tahanan bawahnya atau support di 4.250 menuju 4.175.
Indikator Commodity Channel Index (CCI) sebagai sinyal beli (buy) dan jual (sell) menunjukkan titik jenuh jual, maka kecenderungan untuk rebound.
Sementara pola batang lilin (candlestick) terlihat membentuk pola Marubozu Bearish, harga penutupan yang selalu lebih rendah dari pembukaan. Tiga batang lilin bearish, membuka peluang batang selanjutnya untuk berbalik arah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/tas) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500