Duh! Baru Dibuka IHSG Drop 3% Lebih, Keluar dari Level 4.200

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 March 2020 09:03
Duh! Baru Dibuka IHSG Drop 3% Lebih, Keluar dari Level 4.200
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka masih melemah pada awal perdagangan hari ini Kamis (19/3/2020). Perkembangan wabah COVID-19, kejatuhan harga minyak serta kebijakan bank sentral Indonesia adalah tiga hal yang jadi sentimen penggerak pasar pada perdagangan hari ini.

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka turun 2,36% ke level 4.228. Satu menit berselang setelah pembukaan IHSG jatuh lebih dalam dengan koreksi mencapai 3,43%. Hanya dalam kurun waktu tiga hari terakhir, IHSG sudah anjlok lebih dari 10%. Kalau ditarik sampai dengan periode awal tahun, maka indeks bursa saham tanah air sudah terkoreksi sebesar 31,25%.

Walaupun senat Amerika Serikat (AS) meloloskan rencana Trump terkait paket stimulus untuk menangkal COVID-19, Wall Street masih ditutup di zona merah. Paket tersebut berisi tentang program tes COVID-19 gratis serta bantuan cuti berbayar.


Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup dengan anjlok 1.338 atau 6,3%. Dow sempat anjlok lebih dari 2.300 poin. Namun koreksi ini terpangkas di menit-menit jelang akhir perdagangan sesaat setelah ada kabar baik bahwa Senat meloloskan rencana Trump tersebut.

Pada saat yang sama, indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi 5,2% dan 4,7%. Tak ada pasar yang benar-benar aman dari gelombang aksi jual yang masif ini.

Di Amerika sendiri jumlah kasus infeksi COVID-19 terus bertambah. Jumlah kasus infeksi COVID-19 secara kumulatif di Paman Sam sudah menyentuh angka 7.324 kasus. Sebanyak 115 orang AS meninggal akibat infeksi virus ini.

Sementara secara global, jumlah kasus infeksi COVID-19 sudah melampaui angka 200 ribu. Lonjakan signifikan masih terjadi di luar China. Sejak awal pekan ini, total kasus kumulatif COVID-19 di luar China telah melampaui jumlah kasus kumulatif di China.



Mengacu pada data kompilasi John Hopkins University CSSE, pertambahan kasus di luar China per harinya pada pekan ini saja mencapai lebih dari 10 ribu kasus baru per hari. Indonesia adalah salah satu yang melaporkan pertambahan jumlah kasus per harinya.

Sampai dengan hari kemarin, jumlah kasus infeksi COVID-19 di Indonesia sudah mencapai angka 227. Jumlah korban meninggal mencapai 19 orang. Ini membuat tingkat mortalitas di Indonesia menjadi yang paling tinggi kedua setelah Filipina di kawasan Asia Tenggara.




[Gambas:Video CNBC]



Di tengah kondisi yang jauh dari kata kondusif seperti sekarang ini, harga minyak mentah malah makin anjlok. Kemarin harga minyak mentah Brent kontrak berjangka ditutup anjlok 13,4% ke level terendah sejak 2003 di US$ 24,88/barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) malah anjlok sampai 20% lebih dan menyentuh level terendah sejak Februari 2002 ke level US$ 20,37/barel.



Harga minyak sendiri semakin ambles karena pandemi COVID-19 menjadi ancaman terbesar penurunan permintaan minyak global. Di sisi lain, kala permintaan minyak terancam anjlok, pasar malah berpotensi dibanjiri pasokan karena rencana Arab Saudi yang akan meningkatkan produksi minyak kembali ke level 12 juta barel per hari (bpd) pada April nanti.

Walau pagi ini harga minyak sudah melesat lagi, hal ini semakin menunjukkan bahwa pasar bergerak dengan volatilitas yang sangat tinggi. Selain dua faktor di atas, hari ini Bank Indonesia (BI) dijadwalkan untuk mengumumkan suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat akan menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25%. Namun konsensus itu tidak terbentuk secara aklamasi.

Dari 12 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, enam yang meramal BI 7 Day Reverse Repo Rate diturunkan ke 4,5%. Kemudian lima di antaranya memperkirakan suku bunga acuan ditahan di 4,75%. Sementara satu memproyeksi pemangkasan suku bunga acuan lebih agresif yaitu 50 bps menjadi 4,25%.

Dipangkas atau tidak dipangkas, pada dasarnya pasar masih berpotensi besar mengalami tekanan dan bergerak dengan volatilitas tinggi. Kalau ingin pasar mulai normal lagi, ya musuh utamanya disingkirkan dulu (COVID-19).

Sementara itu, pagi ini bursa saham kawasan Asia bergerak bervariasi. pada pukul 08.48 WIB, indeks bursa saham Asia yang melemah adalah Kospi (-4,69%), KLCI (-1,03%), dan Taiwan Weighted (-3,21%). Indeks bursa saham kawasan Asia yang menguat yaitu indeks Shang Hai Composite & Hang Seng menguat masing-masing 0,09% dan 0,11%. Indeks Straits Times juga menguat 0,45%.





TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular