
Awal Pekan IHSG Melaju di Zona Hijau, Menguat 1% Lebih
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
06 April 2020 09:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat . Pekan ini akan menjadi minggu yang lumayan sibuk bagi pelaku pasar karena banyak hal yang perlu dicermati.
Pada pembukaan perdagangan Senin (6/4/2020), data perdagangan mencatat, IHSG menguat 0,69% ke level 4.655. Namun pada pukul 09.05 WIB, IHSG mencatatkan penguatan 1,32% ke 4.684,39.
Penguatan bursa saham tanah air di awal pekan senada dengan menghijaunya mayoritas bursa utama Asia. Hal ini menjadi awal yang bagus.
Pada pukul 08.40 WIB, bursa saham Benua Kuning bergerak di zona hijau. Indeks Hang Seng menguat 1,39%, Topix naik 1,61%, Straits Times terangkat 1,47%, KOSPI bertambah 1,84%, Taiwan Weighted terapresiasi 0,56%. Sementara itu bursa saham China libur pada hari ini.
Walau menjadi awal yang bagus di pekan ini, ketidakpastian masih menyelimuti pasar saham global dan tanah air. Banyak sentimen yang perlu diperhatikan. Pertama tentu adalah perkembangan kasus wabah corona baik di dalam maupun di luar negeri.
Data kompilasi John Hopkins University CSSE menunjukkan, jumlah kasus per hari ini sudah mencapai 1,27 juta. Jumlah orang yang meninggal dunia karena infeksi virus ganas ini nyaris mencapai 69,5 ribu.
Sementara di dalam negeri patogen yang masih satu jenis dengan penyebab SARS 2003 silam sudah menginfeksi total 2.273 orang. Jumlah kasus bertambah lebih dari 100 kasus per hari. Kini korban meninggal di tanah air mencapai 198 orang.
Dari data di atas saja sudah terlihat bahwa tingkat mortalitas akibat virus yang dilaporkan di tanah air jauh lebih tinggi dibanding tingkat kematian global (8,71% vs 5,47%). Angka ini dinamis dan masih akan terus bergerak.
Jika kasus bertambah signifikan per harinya atau tembus angka di atas 200 kasus per hari serta angka kematian makin melonjak, maka bursa saham tanah air bisa kembali tertekan, dan investor asing bisa makin jaga jarak dengan pasar saham tanah air.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, sejak awal tahun IHSG sudah melorot 26,62%. Walaupun mengalami penguatan 1,71% pekan lalu, investor asing masih membukukan aksi jual bersih. Tercatat sejak awal tahun net sell asing dari pasar saham tanah air mencapai Rp 10,785 triliun.
Pasar juga akan mencermati poros hubungan Washington-Riyadh-Moskow. Apalagi yang dipantau kalau bukan tentang minyak. Pekan lalu AS mencoba jadi penengah perseteruan Arab Saudi dengan Rusia dan berharap keduanya akan berdamai dan berfokus pada pemangkasan produksi minyak untuk menstabilkan harga di pasar.
Namun tensi antara Pangeran Arab Mohammed bin Salman (MBS) dan Presiden Rusia Vladimir Putin masih tinggi. Pertemuan Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak dan aliansinya yang tergabung dengan OPEC+ yang dijadwalkan berlangsung hari ini harus tertunda paling tidak hingga Kamis nanti, melansir CNBC Internasional.
Harga minyak pun kembali jatuh signifikan. Kejatuhan harga minyak mentah telah menjadi bumbu pelengkap volatilitas pasar saham yang sangat tinggi. Jika ketiga produsen minyak terbesar di planet bumi tersebut tidak mampu mengesampingkan ego masing-masing, maka harga minyak bisa jatuh makin dalam dan ini jadi sentimen buruk bagi bursa saham global dan tanah air.
Hari ini akan ada rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari Bank Indonesia pukul 10.00 WIB. Pada Februari lalu IKK berada pada posisi 117,7. Walau konsumen masih optimistis, tetapi optimismenya tergerus karena posisi IKK bulan Januari berada di 121,7.
Dengan adanya wabah corona seperti sekarang ini, optimisme konsumen diramal makin tergerus. Jika optimisme konsumen anjlok signifikan atau bahkan menjadi pesimis, maka bukan kabar yang bagus untuk perekonomian maupun pasar saham tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Obat Anti-Corona Bereaksi, Bursa Asia & IHSG Ceria Pagi Ini
Pada pembukaan perdagangan Senin (6/4/2020), data perdagangan mencatat, IHSG menguat 0,69% ke level 4.655. Namun pada pukul 09.05 WIB, IHSG mencatatkan penguatan 1,32% ke 4.684,39.
Penguatan bursa saham tanah air di awal pekan senada dengan menghijaunya mayoritas bursa utama Asia. Hal ini menjadi awal yang bagus.
Walau menjadi awal yang bagus di pekan ini, ketidakpastian masih menyelimuti pasar saham global dan tanah air. Banyak sentimen yang perlu diperhatikan. Pertama tentu adalah perkembangan kasus wabah corona baik di dalam maupun di luar negeri.
Data kompilasi John Hopkins University CSSE menunjukkan, jumlah kasus per hari ini sudah mencapai 1,27 juta. Jumlah orang yang meninggal dunia karena infeksi virus ganas ini nyaris mencapai 69,5 ribu.
Sementara di dalam negeri patogen yang masih satu jenis dengan penyebab SARS 2003 silam sudah menginfeksi total 2.273 orang. Jumlah kasus bertambah lebih dari 100 kasus per hari. Kini korban meninggal di tanah air mencapai 198 orang.
Dari data di atas saja sudah terlihat bahwa tingkat mortalitas akibat virus yang dilaporkan di tanah air jauh lebih tinggi dibanding tingkat kematian global (8,71% vs 5,47%). Angka ini dinamis dan masih akan terus bergerak.
Jika kasus bertambah signifikan per harinya atau tembus angka di atas 200 kasus per hari serta angka kematian makin melonjak, maka bursa saham tanah air bisa kembali tertekan, dan investor asing bisa makin jaga jarak dengan pasar saham tanah air.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, sejak awal tahun IHSG sudah melorot 26,62%. Walaupun mengalami penguatan 1,71% pekan lalu, investor asing masih membukukan aksi jual bersih. Tercatat sejak awal tahun net sell asing dari pasar saham tanah air mencapai Rp 10,785 triliun.
Pasar juga akan mencermati poros hubungan Washington-Riyadh-Moskow. Apalagi yang dipantau kalau bukan tentang minyak. Pekan lalu AS mencoba jadi penengah perseteruan Arab Saudi dengan Rusia dan berharap keduanya akan berdamai dan berfokus pada pemangkasan produksi minyak untuk menstabilkan harga di pasar.
Namun tensi antara Pangeran Arab Mohammed bin Salman (MBS) dan Presiden Rusia Vladimir Putin masih tinggi. Pertemuan Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak dan aliansinya yang tergabung dengan OPEC+ yang dijadwalkan berlangsung hari ini harus tertunda paling tidak hingga Kamis nanti, melansir CNBC Internasional.
Harga minyak pun kembali jatuh signifikan. Kejatuhan harga minyak mentah telah menjadi bumbu pelengkap volatilitas pasar saham yang sangat tinggi. Jika ketiga produsen minyak terbesar di planet bumi tersebut tidak mampu mengesampingkan ego masing-masing, maka harga minyak bisa jatuh makin dalam dan ini jadi sentimen buruk bagi bursa saham global dan tanah air.
Hari ini akan ada rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari Bank Indonesia pukul 10.00 WIB. Pada Februari lalu IKK berada pada posisi 117,7. Walau konsumen masih optimistis, tetapi optimismenya tergerus karena posisi IKK bulan Januari berada di 121,7.
Dengan adanya wabah corona seperti sekarang ini, optimisme konsumen diramal makin tergerus. Jika optimisme konsumen anjlok signifikan atau bahkan menjadi pesimis, maka bukan kabar yang bagus untuk perekonomian maupun pasar saham tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Obat Anti-Corona Bereaksi, Bursa Asia & IHSG Ceria Pagi Ini
Most Popular