IHSG Rontok, 10 Saham Ini Anjlok di Atas 10% Sehari

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
12 March 2020 18:22
Top 10 saham paling boncos hari ini anjlok lebih dari 10% dalam sehari
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Tanah Air kembali kena terpaan badai sell off atau tekanan jual yang membuat harga-harga saham menjadi rontok. Wabah corona (COVID-19) yang 'naik kelas' jadi pandemi adalah biang keroknya.

Data perdagangan mencatat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Kamis (12/3/2020) ditutup lesu darah setelah anjlok 5,01%.

Otoritas bursa memberlakukan trading halt hari ini karena IHSG yang anjlok hingga 5%. Pada perdagangan hari ini ada 10 saham yang harganya anjlok lebih dari 10%.

Lima dari 10 saham tersebut merupakan emiten pelat merah yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Untuk saham-saham BUMN tersebut, empat di antaranya siap untuk melakukan aksi buyback saham. Dalam kondisi IHSG yang terkapar seperti sekarang ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membolehkan emiten untuk melakukan buyback atau pembelian kembali saham tanpa adanya persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).


Sementara lima saham lainnya yang juga terkapar pada perdagangan hari ini berasal dari sektor yang berbeda-beda. Dari sektor pertambangan ada emiten milik Garibaldy 'Boy' Thohir yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Ada juga emiten ritel yang juga boncos pada hari ini adalah PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan emiten barang-barang elektronik yakni PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Sementara dari sektor poultry atau pakan ternak ada PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) .

Tabel berikut merangkum perubahan harga saham 10 emiten paling ambles pada perdagangan hari ini :



Kondisi global dan dalam negeri memang sedang tidak mendukung. Status pandemi yang sekarang disematkan pada COVID-19 telah membuat dunia berada dalam kepanikan. Pandemi telah melahirkan konsekuensi berupa ancaman yang serius terhadap perekonomian global.

Pandemi membuat aktivitas ekonomi mulai dari produksi manufaktur, perdagangan, pariwisata hingga konsumsi terganggu. Hal ini memicu panic selling di bursa saham global termasuk di Indonesia.

Hingga hari ini, infeksi COVID-19 telah menjangkiti lebih dari 100 negara. Tak kurang dari 126 ribu orang dinyatakan positif terinfeksi dan lebih dari 4.000 orang dinyatakan meninggal dunia.



TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(twg/tas) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular