
12 BUMN Siap Buyback Saham, Begini Alasan Lengkapnya
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 March 2020 12:09

Tangerang, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen perusahaan pelat merah untuk menentukan jumlah saham yang dibeli kembali (buyback) dari pasar sekunder di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan alokasi dana untuk buyback harus disesuaikan dengan kondisi likuiditas dan valuasi harga saham terhadap kinerja fundamental.
"Ya kalau buyback tergantung masing masing BUMN. [Kondisi] likuiditasnya dan mengenai nilai fundamentalnya," kata Kartika yang biasa dipanggil Tiko di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (11/3/2020).
Kartika mengatakan sudah melakukan pemetaan terhadap penurunan harga saham BUMN yang sempat anjlok dalam di awal pekan. Selain itu, sentimen negatif virus corona atau COVID-19 masih menjadi sumber utama pemicu koreksi bursa saham dunia, termasuk Indonesia.
Kartika menambahkan, jika harga saham sudah turun banyak dari fundamental, maka BUMN tersebut dipersilahkan melakukan buyback secara bertahap.
"Jadi kemarin mereka melakukan mapping yang nilai sahamnya jauh dari fundamental nah itu bisa masuk secara bertahaplah ga masuk sekaligus," kata Kartika.
Kartika menyebutkan, harga saham yang jatuh dan sudah jauh dari nilai wajar fundamentalnya, di antaranya saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
"Beberapa secara fundamental nilainya masih make sense. Seperti Telkom [PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM] mereka ga masuk," sebut Kartika.
Sementara itu, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), kata Kartika, bisa lebih cepat masuk karena harga saham dibanding fundamentalnya sudah turun jauh.
Tiko juga menyebutkan, semua BUMN yang akan melakukan buyback sudah menyiapkan dana. Besarannya tergantung dari kondisi likuiditas. Saham buyback akan ditempatkan di treasury stock.
Kemarin, Selasa (10/3/2020) Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebutkan restu buyback tersebut diberikan karena penurunan harga saham perusahaan pelat merah melebihi fundamental.
"Tadi sudah koordinasi untuk buyback saham, ada 12 BUMN yg akan buyback nilainya Rp 7triliun- Rp 8 triliun," kata Arya di Kantor Kementerian BUMN, setelah melakukan pertemuan dengan para direksi perusahaan pelat merah, Selasa (10/3/2020).
Pelaksanaan buyback akan diserahkan kepada masing-masing BUMN. "Periodenya udah mulai, strateginya diserahkan ke masing-masing perusahaan. Alasannya IHSG turun, baru nilai fundamental perusahaan melebih nilai transaksi di pasar," kata Arya.
12 BUMN yang melakukan buyback tersebut adalah:
(hps/hps) Next Article Saham Merosot 48%, Bumi Serpong Damai Buyback Rp 1 T
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan alokasi dana untuk buyback harus disesuaikan dengan kondisi likuiditas dan valuasi harga saham terhadap kinerja fundamental.
"Ya kalau buyback tergantung masing masing BUMN. [Kondisi] likuiditasnya dan mengenai nilai fundamentalnya," kata Kartika yang biasa dipanggil Tiko di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (11/3/2020).
Kartika mengatakan sudah melakukan pemetaan terhadap penurunan harga saham BUMN yang sempat anjlok dalam di awal pekan. Selain itu, sentimen negatif virus corona atau COVID-19 masih menjadi sumber utama pemicu koreksi bursa saham dunia, termasuk Indonesia.
Kartika menambahkan, jika harga saham sudah turun banyak dari fundamental, maka BUMN tersebut dipersilahkan melakukan buyback secara bertahap.
"Jadi kemarin mereka melakukan mapping yang nilai sahamnya jauh dari fundamental nah itu bisa masuk secara bertahaplah ga masuk sekaligus," kata Kartika.
Kartika menyebutkan, harga saham yang jatuh dan sudah jauh dari nilai wajar fundamentalnya, di antaranya saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
"Beberapa secara fundamental nilainya masih make sense. Seperti Telkom [PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM] mereka ga masuk," sebut Kartika.
Sementara itu, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), kata Kartika, bisa lebih cepat masuk karena harga saham dibanding fundamentalnya sudah turun jauh.
Tiko juga menyebutkan, semua BUMN yang akan melakukan buyback sudah menyiapkan dana. Besarannya tergantung dari kondisi likuiditas. Saham buyback akan ditempatkan di treasury stock.
Kemarin, Selasa (10/3/2020) Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebutkan restu buyback tersebut diberikan karena penurunan harga saham perusahaan pelat merah melebihi fundamental.
"Tadi sudah koordinasi untuk buyback saham, ada 12 BUMN yg akan buyback nilainya Rp 7triliun- Rp 8 triliun," kata Arya di Kantor Kementerian BUMN, setelah melakukan pertemuan dengan para direksi perusahaan pelat merah, Selasa (10/3/2020).
Pelaksanaan buyback akan diserahkan kepada masing-masing BUMN. "Periodenya udah mulai, strateginya diserahkan ke masing-masing perusahaan. Alasannya IHSG turun, baru nilai fundamental perusahaan melebih nilai transaksi di pasar," kata Arya.
12 BUMN yang melakukan buyback tersebut adalah:
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
- PT Adhi Karya Tbk (ADHI)
- PT PP Tbk (PTPP)
- PT Jasa Marga Tbk (JSMR)
- PT Waskita Karya Tbk (WSKT)
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
- PT Timah Tbk (TINS)
(hps/hps) Next Article Saham Merosot 48%, Bumi Serpong Damai Buyback Rp 1 T
Most Popular