
Properti Turun, Pendapatan Wika Gedung Ambles 21% di 2019

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), yakni PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung, melaporkan kinerja bisnis 2019. Sepanjang tahun lalu, pendapatan perusahaan minus 21,47% menjadi Rp 4,57 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,82 triliun.
Mengacu laporan keuangan audit yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa ini (10/3/2020), penurunan pendapatan tersebut seiring dengan koreksi pendapatan dari bisnis jasa konstruksi dan properti.
Tahun lalu, pendapatan bisnis jasa konstruksi turun 19% menjadi Rp 4,43 triliun dari sebelumnya Rp 5,45 triliun, sementara bisnis properti ambles 78% menjadi Rp 79,80 miliar dari sebelumnya Rp 368,44 miliar.
Kabar baiknya, perusahaan mendapatkan tambahan dua lini bisnis yakni pendapatan dari bisnis industri sebesar Rp 36,02 miliar dan bisnis konsesi Rp 19,61 miliar dari sebelumnya di tahun 2018 yang nihil.
Ini membuat kinerja bottom line alias laba bersih juga mampu naik tipis 1,66%. Laba Wika Gedung naik menjadi Rp 451,66 miliar tahun lalu, dari tahun 2018 sebesar Rp 444,25 miliar.
Nariman Prasetyo, Dirut Wika Gedung, dalam pernyataan di laporan keuangan audit, menegaskan iklim ekonomi global yang dipenuhi ketegangan hubungan dagang AS dan China serta tren perekonomian dunia yang cenderung menunjukkan perlambatan di sepanjang tahun 2019 juga berdampak.
"Kondisi tersebut mempengaruhi pencapaian kinerja perusahaan khususnya terhadap penurunan potensi pasar konstruksi di mana perusahaan mengambil langkah konsolidasi sebagai upaya penguatan infrastruktur perusahaan untuk menghadapi tahun 2020 dan seterusnya," katanya, dikutip CNBC Indonesia.
"Dengan market size yang semakin mengecil serta jumlah perusahaan yang sama (tidak berkurang), maka tingkat kompetisi menjadi semakin tinggi dan berakibat pada tingkat capaian keberhasilan yang menurun," katanya dalam prakata di laporan keuangan Wika Gedung.
Dia menjelaskan, kinerja order masih positif. Kinerja positif ini dapat dilihat melalui realisasi order book (kontrak dihadapi) di tahun 2019 sebesar Rp 17,42 triliun atau 76,45% dari rencana sebesar Rp22,78 triliun namun tumbuh dari pencapaian tahun 2018 sebesar Rp 16,42 triliun.
Realisasi order book terdiri dari kontrak bawaan (Carry Over) tahun sebelumnya sebesar Rp7,70 triliun dan kontrak baru sebesar Rp 9,71 triliun di mana pencapaian kontrak baru tersebut lebih tinggi dari tahun 2018 sebesar Rp 7,45 triliun.
Per Desember 2019, saham WEGE dipegang mayoritas oleh WIKA 69,30%, sementara sisanya Koperasi Karyawan WIKA 0,70% dan publik 30%. Mengacu data BEI, pada perdagangan Selasa jelang penutupan, saham WEGE naik 4,79% di level Rp 197/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 1,89 triliun.
(tas/hps) Next Article Terendah 2 Tahun, Kontrak Baru WIKA Turun 18,56% selama 2019
