Corona Masih Picu Kepanikan Pasar Pekan Depan

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 March 2020 19:39
OPEC+ Gagal Capai Kata Sepakat, Harga Minyak Mentah Anjlok Signifikan
Foto: REUTERS/Heinz-Peter Bader
“Kerugian yang diderita akan dirasakan oleh berbagai pihak mulai dari rumah tangga, perusahaan, perbankan hingga pemerintah. Beberapa aktivitas ekonomi terutama pada sektor jasa akan terdampak sangat signifikan” tambahnya.

Sementara itu, permintaan di berbagai negara juga ikut terpukul karena wabah corona ini. Orang-orang lebih memilih tinggal di rumah dan membatalkan rencana liburan mereka dan membuat potensi kerugian industri maskapai penerbangan global sebesar US$ 113 miliar.

Akibatnya permintaan minyak juga ikut kena imbasnya. Agensi Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan minyak di sepanjang tahun 2020 akan berkurang sebesar 300.000-800.000 barel per hari (bpd) dan merupakan yang terendah sejak 2011.

Pasar minyak mentah kontrak langsung mengganjarnya dengan tren koreksi yang dalam pada harga minyak. Sejak lonjakan kasus virus corona terjadi pada akhir bulan Januari harga minyak terus merosot.

Terhitung sejak awal tahun harga minyak telah ambles lebih dari 30%. Pada hari perdagangan terakhir, Jumat (6/3/2020) harga minyak mentah kontrak berjangka anjlok dalam sebesar lebih dari 9% dalam sehari dengan Brent dihargai US$ 45,27/barel dan menjadi yang terendah sejak 23 Juni 2017, sementara WTI ditutup di level US$ 41,28 /barel dan menjadi level terendah sejak 5 Agustus 2016.



"Harga anjlok karena pertemuan OPEC berakhir sebagai kegagalan besar-besaran untuk semua pihak yang terlibat. Rusia jelas-jelas memutuskan untuk menggunakan pendekatan bumi hangus ke pasar minyak: setiap negara fokus untuk dirinya sendiri," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York, melansir Reuters

Walau kata sepakat belum tercapai dalam tubuh organisasi, bukan berarti negosiasi selesai begitu saja. Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengindikasikan akan ada lebih banyak pertemuan informal untuk membahas tentang pemotongan produksi minyak yang diusulkan dalam beberapa minggu mendatang.

Pelaku pasar masih perlu mencermati perkembangan perbincangan terkait kebijakan produksi minyak OPEC dan aliansinya untuk sepekan ke depan.

Sepekan terakhir, pasar memang diwarnai dengan volatilitas yang tinggi dan kemungkinan besar masih akan dirasakan di pekan depan. Investor juga perlu memperhatikan rilis data ekonomi yang akan dipublikasikan sepekan ke depan terutama China.

China merupakan negara tempat COVID-19 berasal. Perekonomian China akan terdampak signifikan tentunya dengan adanya wabah corona ini. S&P Global merevisi turun pertumbuhan ekonomi China dari 5,7% menjadi 4,8% pada 2020. (twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular