
Rupiah Menang Lawan Dolar AS, Tapi 'Kalah Banyak' dari Yen
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 March 2020 18:19

Berhadapan dengan yen, jangankan rupiah, dolar AS saja jiper. Sepanjang pekan ini, mata uang Negeri Matahari Terbit begitu perkasa dengan apresiasi 2,656% di hadapan greenback.
Maklum, yen adalah salah satu aset dengan status aman (safe haven). Dalam situasi yang penuh ketidakpastian akibat penyebaran virus corona, yen adalah tempat investor mencari perlindungan.
Yen begitu perkasa karena didukung fundamental ekonomi yang kuat. Ini dicerminkan oleh transaksi berjalan (current account) yang hampir selalu surplus.
Pada kuartal IV-2019, surplus transaksi berjalan Jepang adalah 3,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB), tertinggi sejak kuartal II-2018. Kali terakhir Jepang mengalami defisit transaksi berjalan adalah pada kuartal I-2014.
"Transaksi berjalan Jepang yang positif menciptakan persepsi bahwa Jepang tidak pernah kekurangan devisa. Jadi likuiditas akan tetap kuat," kata Kuniyaki Hirai, Managing Director di MUFG, seperti dikutip dari Reuters.
Selain itu, Jepang juga tidak perlu khawatir dengan penarikan dana secara besar-besaran oleh investor asing di pasar keuangan (capital reversal). Sebab, Jepang punya basis investor domestik yang sangat kuat.
Misalnya di pasar obligasi pemerintah. Kepemilikan asing di obligasi pemerintah Jepang per akhir 2018 adalah 12,1%. Dalam periode yang sama, di Indonesia mencapai 37,71%.
Di Indonesia, penarikan dana oleh investor asing bisa langsung 'menggoyang' nilai tukar rupiah. Namun Jepang tidak perlu khawatir dengan risiko tersebut sehingga yen aman-aman saja.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Maklum, yen adalah salah satu aset dengan status aman (safe haven). Dalam situasi yang penuh ketidakpastian akibat penyebaran virus corona, yen adalah tempat investor mencari perlindungan.
Yen begitu perkasa karena didukung fundamental ekonomi yang kuat. Ini dicerminkan oleh transaksi berjalan (current account) yang hampir selalu surplus.
"Transaksi berjalan Jepang yang positif menciptakan persepsi bahwa Jepang tidak pernah kekurangan devisa. Jadi likuiditas akan tetap kuat," kata Kuniyaki Hirai, Managing Director di MUFG, seperti dikutip dari Reuters.
Selain itu, Jepang juga tidak perlu khawatir dengan penarikan dana secara besar-besaran oleh investor asing di pasar keuangan (capital reversal). Sebab, Jepang punya basis investor domestik yang sangat kuat.
Misalnya di pasar obligasi pemerintah. Kepemilikan asing di obligasi pemerintah Jepang per akhir 2018 adalah 12,1%. Dalam periode yang sama, di Indonesia mencapai 37,71%.
![]() |
Di Indonesia, penarikan dana oleh investor asing bisa langsung 'menggoyang' nilai tukar rupiah. Namun Jepang tidak perlu khawatir dengan risiko tersebut sehingga yen aman-aman saja.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular