IHSG Ambles 2% Lebih, BEI: Investor Mau Weekend dengan Tenang

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
06 March 2020 11:37
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pemantauan pasar (market watch).
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pemantauan pasar (market watch) sejak sesi pertama perdagangan pagi ini, Jumat (6/3/2020) merespons pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di atas 2%.

Pada awal perdagangan, IHSG terjerembab 2,04% ke posisi 5.522,6 poin. Hingga pukul 10.40 WIB, transaksi saham di bursa telah mencapai Rp 1,85 triliun dari 1,74 miliar saham yang diperdagangkan dengan frekuensi sebanyak 174,930 kali. Terpantau, ada 251 saham yang terkoreksi pagi ini, 81 saham lainnya menguat dan 110 saham bergerak stagnan.

Pada penutupan sesi I, IHSG ditutup terkoreksi 2,15% di level 5.517 dengan nilai transaksi Rp 2,41 triliun, asing net sell Rp 303 miliar di semua pasar.

Saham-saham terpantau menjadi top losers di antaranya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) -5,49%, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) -4,93%, PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) -4,70%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) -4,28%, PT Astra International Tbk (ASII) -3,31% dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) -3,08%.



Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menyatakan, otoritas bursa telah melakukan pemantauan pasar mengingat pelemahan indeks sudah di atas 2%.

"Ya [kami melakukan pemantauan pasar]," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/3/2020).

Laksono menduga, pelaku pasar yang memanfaatkan aksi ambil untung atau profit taking setelah 2 hari sebelumnya IHSG menguat signifikan. "Sepertinya profit taking ya. Investor mau weekend dengan tenang," kata Laksono menambahkan.

Meski tak sendirian melemah, hampir seluruh bursa saham regional dan global juga terkoreksi pagi ini.


Katalis negatif meluasnya COVID-19 yang sudah meluas ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Italia hingga Korea Selatan, termasuk di tanah air menjadi sentimen negatif yang menekan perekonomian global.

"Faktor sentimen global dengan pelemahan indeks di bursa Amerika dan Eropa yang telah terjadi, serta dilanjutkan dengan pelemahan bursa regional Asia. Kekhawatiran akan pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia masih mendominasi para investor," kata Direktur Utama CSA Institute, Aria Samata Santoso, Jumat (6/3/2020).

Sejumlah katalis lainnya, menurut Aria, pemerintah sudah cukup reaktif dalam menangani wabah virus asal Wuhan yang sudah menjangkiti dua warga Indonesia ini.

"Ada regulasi dan prosedur penanganan kondisi ini secara resmi. Kita tetap berharap akan terkendali dan diatasi dalam waktu singkat," jelasnya lagi.

Head of Research PT MNC Sekuritas Edwin Sebayang berpendapat, pada perdagangan menjelang akhir pekan ini, IHSG kembali diterpa aksi jual karena sentimen negatif penyebaran virus korona jenis baru asal Wuhan, China ini telah menyebabkan 3.280 orang tewas di seluruh dunia dan menjangkiti 95,270 orang.

"Kejatuhan cukup tajam Bursa Asia Jumat pagi seperti Nikkei 1,84%, Kospi 1,66% menjadi faktor negatif untuk IHSG melanjutkan kejatuhannya dalam perdagangan hari ini," kata Edwin Sebayang.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular