Dua Jempol! Rupiah Juara di Asia, Menguat Lebih Dari 1%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 March 2020 17:03
BI Gelontorkan Stimulus Sebelum The Fed
Foto: Konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia edisi Februari 2020. (CNBC Indonesia/Lidya Julita Sembiring)
Pemangkasan suku bunga The Fed dilakukan sehari setelah Bank Indonesia (BI) juga mengejutkan pelaku pasar dengan menggelontorkan stimulus moneter yang juga membuat rupiah perkasa. 

Senin lalu, setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG), Gubernur BI Perry Warjiyo mengeluarkan lima kebijakan.

Pertama adalah meningkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan baik di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), dan obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) guna menstabilkan nilai tukar rupiah.

Kedua adalah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) valas dari 8% terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi 4% DPK, berlaku mulai 16 Maret. Penurunan ini akan meningkatkan likuiditas valas di perbankan US$ 3,2 miliar.

Ketiga, BI juga menurunkan GWM rupiah sebesar 50 basis poin (bps) khusus kepada bank yang melakukan kegiatan ekspor-impor, berlaku mulai 1 April selama sembilan bulan. BI menilai eksportir dan importir memang kesulitan setelah merebaknya virus corona.



Keempat, BI memperluas jenis dan cakupan underlying investor asing di dalam melakukan lindung nilai, termasuk kalau mau masuk ke pasar DNDF. Memang kalau ingin mengakses DNDF, partisipan harus punya underlying yang jelas seperti kebutuhan impor, pembayaran utang luar negeri, dan sebagainya.

Langkah kelima, adalah investor global dapat menggunakan bank kustodi baik global maupun domestik dalam melakukan kegiatan investasi di Indonesia. Jadi tidak hanya bank asing, bank lokal juga sudah mampu menyediakan jasa kustodi.

Pasca pengumuman tersebut, rupiah yang sebelumnya melemah 0,52% di Rp 14.415/US$ langsung berbalik arah, mengakhiri perdagangan di level Rp 14.260/US$ atau menguat 0,56%. 



Selasa kemarin, rupiah menguat di awal perdagangan, sebelum terkoreksi 0,11% di penutupan akibat kekecewaan pelaku pasar setelah Reuters mewartakan konferensi via telpon antara menteri keuangan dan pimpinan bank sentral negara-negara G7 tidak memberikan langkah-langkah fiskal dan moneter yang spesifik guna meredam dampak virus corona ke perekonomian.

Pelaku pasar sebelumnya berharap akan ada gelontoran stimulus fiskal dan moneter di berbagai negara guna meningkatkan aktivitas perekonomian.

"Mereka perlu mengumumkan sesuatu, hanya pernyataan umum sudah pasti mengecewakan pelaku pasar" kata Alvin Liew, Senior Ekonomi di UOB Singapura.

Tetapi hanya beberapa jam setelah laporan G-7 tersebut, The Fed memberikan kejutan dengan memangkas suku bunga, membuat rupiah kembali perkasa.

TIM RISET CNBC INDONSEIA 

(pap/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular