Dua Jempol! Rupiah Juara di Asia, Menguat Lebih Dari 1%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 March 2020 17:03
Dua Jempol! Rupiah Juara di Asia, Menguat Lebih Dari 1%
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat cukup tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (4/3/2020).

Rupiah membuka perdagangan di level Rp 14.250/US$ atau menguat 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Penguatan tersebut semakin tajam hingga 1,02% di Rp 14.130/US$, sebelum terpangkas di Rp 14.150/US$ pada pukul 12:00 WIB. 

Penguatan rupiah kembali terakselerasi selepas tengah hari, bahkan sempat menyentuh Rp 14.090/US$ atau menguat 1,3%. Di penutupan perdagangan, penguatan rupiah terpangkas ke Rp 14.110/US$ menguat 1,16% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS pada perdagangan hari ini, tetapi rupiah menjadi yang terbaik di Asia, dan menjadi satu-satunya mata uang yang penguatannya lebih dari 1%. Peso Filipina yang berada di posisi runner up penguatannya jauh di bawah rupiah, sebesar 0,47%.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Benua Kuning.



Kejutan dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) membuat rupiah melesat pada hari ini.

Kemarin malam (Selasa pagi waktu AS), The Fed secara tiba-tiba mengumumkan memangkas suku bunga acuannya atau Federal Funds Rate (FFR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1-1,25%. Pemangkasan yang agresif tersebut merupakan yang pertama sejak Desember 2008 atau saat krisis finansial terjadi. Kala itu The Fed memangkas suku bunga sebesar 75 bps.

Bank sentral paling powerful di dunia ini seharusnya mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 Maret waktu AS, tetapi penyebaran wabah corona virus menjadi alasan The Fed memangkas suku bunga lebih awal dari jadwal RDG.



Dalam konferensi pers setelah pengumuman tersebut, pimpinan The Fed Jerome Powell mengatakan keputusan pemangkasan suku bunga diambil setelah para anggota dewan The Fed melihat wabah virus corona mempengaruhi outlook perekonomian.

"Besarnya efek virus corona terhadap perekonomian AS masih sangat tidak menentu dan berubah-ubah. Melihat latar belakang tersebut, anggota dewan menilai risiko terhadap outlook perekonomian telah berubah secara material. Merespon hal tersebut, kami telah melonggarkan kebijakan moneter untuk memberikan lebih banyak support ke perekonomian" kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International.

Pemangkasan tersebut membuat dolar AS terpukul. Selain itu muncul harapan langkah The Fed tersebut mampu meminimalisir dampak negatif wabah virus corona ke perekonomian. Dampaknya sentimen pelaku pasar membaik dan kembali masuk ke aset-aset berimbal hasil tinggi seperti rupiah.

Pemangkasan suku bunga The Fed dilakukan sehari setelah Bank Indonesia (BI) juga mengejutkan pelaku pasar dengan menggelontorkan stimulus moneter yang juga membuat rupiah perkasa. 

Senin lalu, setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG), Gubernur BI Perry Warjiyo mengeluarkan lima kebijakan.

Pertama adalah meningkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan baik di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), dan obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) guna menstabilkan nilai tukar rupiah.

Kedua adalah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) valas dari 8% terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi 4% DPK, berlaku mulai 16 Maret. Penurunan ini akan meningkatkan likuiditas valas di perbankan US$ 3,2 miliar.

Ketiga, BI juga menurunkan GWM rupiah sebesar 50 basis poin (bps) khusus kepada bank yang melakukan kegiatan ekspor-impor, berlaku mulai 1 April selama sembilan bulan. BI menilai eksportir dan importir memang kesulitan setelah merebaknya virus corona.




Keempat, BI memperluas jenis dan cakupan underlying investor asing di dalam melakukan lindung nilai, termasuk kalau mau masuk ke pasar DNDF. Memang kalau ingin mengakses DNDF, partisipan harus punya underlying yang jelas seperti kebutuhan impor, pembayaran utang luar negeri, dan sebagainya.

Langkah kelima, adalah investor global dapat menggunakan bank kustodi baik global maupun domestik dalam melakukan kegiatan investasi di Indonesia. Jadi tidak hanya bank asing, bank lokal juga sudah mampu menyediakan jasa kustodi.

Pasca pengumuman tersebut, rupiah yang sebelumnya melemah 0,52% di Rp 14.415/US$ langsung berbalik arah, mengakhiri perdagangan di level Rp 14.260/US$ atau menguat 0,56%. 




Selasa kemarin, rupiah menguat di awal perdagangan, sebelum terkoreksi 0,11% di penutupan akibat kekecewaan pelaku pasar setelah Reuters mewartakan konferensi via telpon antara menteri keuangan dan pimpinan bank sentral negara-negara G7 tidak memberikan langkah-langkah fiskal dan moneter yang spesifik guna meredam dampak virus corona ke perekonomian.

Pelaku pasar sebelumnya berharap akan ada gelontoran stimulus fiskal dan moneter di berbagai negara guna meningkatkan aktivitas perekonomian.

"Mereka perlu mengumumkan sesuatu, hanya pernyataan umum sudah pasti mengecewakan pelaku pasar" kata Alvin Liew, Senior Ekonomi di UOB Singapura.

Tetapi hanya beberapa jam setelah laporan G-7 tersebut, The Fed memberikan kejutan dengan memangkas suku bunga, membuat rupiah kembali perkasa.


TIM RISET CNBC INDONSEIA 


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular