
Jelang Rapat G-7 Bahas Corona, Dow Futures Bergerak Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka saham unggulan di Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (3/3/2020) bergerak ke Utara, mengindikasikan pergerakan positif Wall Street pada pembukaan malam ini.
Pada pukul 05:15 waktu setempat (18:15 WIB), harga kontrak berjangka indeks Dow Jones (Dow Futures) mengindikasikan penguatan aset dasarnya lebih dari 50 poin. Harga kontrak berjangka S&P 500 dan Nasdaq 100 juga menguat tipis.
Pergerakan positif di pasar pra-pembukaan tersebut melanjutkan penguatan pada Senin kemarin, yang merupakan kenaikan indeks utama Wall Street yang tertinggi sejak Maret 2009.
Reuters melaporkan G-7, yang berisikan tujuh ekonomi terkuat dunia, bakal merilis pernyataan pada Selasa atau Rabu untuk mengatasi penyebaran virus corona. Hanya saja, tak ada kesepakatan khusus mengenai belanja tambahan di APBN mereka atau pemangkasan suku bunga acuan masal.
Sebelumnya, CNBC International memberitakan bahwa pentolan Federal Reserve Jerome Powell dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan memimpin pertemuan G-7 pada Selasa. Pertemuan ini akan berujung pada "seruan pengorganisasian" dari sisi ekonomi dan keuangan merespons wabah asal Wuhan tersebut.
Berita Reuters itu muncul setelah pasar pada Senin menyerbu pasar dengan beralasan bahwa mereka yakin bank sentral AS akan memberikan stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pasar. Pialang berjangka kian agresif memperkirakan The Federal Reserve akan memangkas Fed Funds Rate sebesar 75 basis poin pada April.
Bank sentral Australia hari ini telah mengumumkan pemangkasan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 0,5%, yang merupakan rekor terendah. Dalam keterangan resminya, otoritas moneter Australia mengakui wabah corona "berefek signifikan" terhadap perekonomian dan pelonggaran moneter dilakukan untuk menyediakan "tambahan dukungan bagi tenaga kerja dan aktivitas ekonomi."
Jeff Mills, Kepala Investasi Bryn Mawr Trust, mengatakan bahwa dia tak menyarankan kliennya masuk ke pasar karena kenaikan pada Senin hanyalah "pergerakan teknikal". "Spektrum keluarannya begitu lebar hingga satu hari perdagangan tidak akan menyelesaikan semua persoalan kita, jadi kami bilang ke klien untuk duduk lekat saat ini," tuturnya.
Indeks Dow Jones pada Senin melonjak nyaris 1.300 poin, atau melesat 5,1% dalam sehari perdagangan itu, sedangkan indeks S&P 500 menguat 4,6%. Kepala Ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius kepada CNBC International memperkirakan mayoritas bank sentral negara G-10 akan memangkas suku bunga acuan, kecuali Jepang.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Kinerja Keuangan Bikin Gemetar, Wall Street Bakal Merah Lagi