
IHSG Lompat Nyaris 3%, Setelah Ambles 10% Dalam 7 Hari
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 March 2020 16:47

Selain dari dalam negeri, penguatan IHSG sebenarnya juga dipicu Wall Street yang menguat tajam di awal pekan kemarin. Indeks Dow Jones melesat lebih dari 5% menjadi kenaikan harian terbesar sejak Maret 2009.
Penguatan Wall Street dipicu oleh ekspektasi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas suku bunga 50 basis poin (bps) menjadi 1-1,25% di bulan ini.
Sebagai kiblat bursa saham global, penguatan Wall Street tentunya memberikan sentimen positif ke pasar Asia, dan IHSG hari ini.
Pimpinan The Fed, Jerome Powell, pada hari Jumat lalu mengatakan akan "bertindak sesuai kebutuhan" untuk membantu perekonomian.
Usai pernyataan tersebut, pasar langsung menilai The Fed akan memangkas suku bunga secara agresif di tahun ini.
CNBC International mewartakan, ekonom Goldman Sachs memprediksi The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada Maret menjadi 1-1,25%. Dan sepanjang tahun ini suku bunga di prediksi akan dipangkas sebanyak 100 bps hingga menjadi 0,5-0,75%.
Prediksi Goldman tersebut diperkuat dengan data dari piranti FedWatch milik CME Group, dimana pelaku pasar melihat probabilitas 100% bahwa bank sentral pimpinan Jerome Powell itu akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps bulan ini.
Kemudian di bulan Desember, ada probabilitas sebesar 38,1% suku bunga The Fed berada di 0,5-0,75%. Probabilitas tersebut menjadi yang terbesar dibandingkan dengan yang lainnya, itu artinya pelaku pasar juga sejalan dengan prediksi ekonom dari Goldman Sachs.
Jika benar terjadi, hal tersebut akan menjadi kejutan lagi di pasar finansial, mengulangi kejutan The Fed pada tahun lalu. Di awal tahun lalu, The Fed masih berencana menaikkan suku bunga, tetapi pada akhirnya memangkas suku bunga sebanyak 3 kali, masing-masing 25 bps.
Sementara di awal bulan ini, The Fed masih menegaskan akan menahan suku bunga 1,5-1,75% di tahun ini, tetapi kini diprediksi akan agresif memangkas suku bunga. Pemangkasan suku bunga ataupun pelonggaran moneter lainnya cenderung membawa Wall Street menguat, dan mengirim hawa positif ke bursa saham lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Penguatan Wall Street dipicu oleh ekspektasi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas suku bunga 50 basis poin (bps) menjadi 1-1,25% di bulan ini.
Sebagai kiblat bursa saham global, penguatan Wall Street tentunya memberikan sentimen positif ke pasar Asia, dan IHSG hari ini.
Usai pernyataan tersebut, pasar langsung menilai The Fed akan memangkas suku bunga secara agresif di tahun ini.
CNBC International mewartakan, ekonom Goldman Sachs memprediksi The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada Maret menjadi 1-1,25%. Dan sepanjang tahun ini suku bunga di prediksi akan dipangkas sebanyak 100 bps hingga menjadi 0,5-0,75%.
Prediksi Goldman tersebut diperkuat dengan data dari piranti FedWatch milik CME Group, dimana pelaku pasar melihat probabilitas 100% bahwa bank sentral pimpinan Jerome Powell itu akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps bulan ini.
Kemudian di bulan Desember, ada probabilitas sebesar 38,1% suku bunga The Fed berada di 0,5-0,75%. Probabilitas tersebut menjadi yang terbesar dibandingkan dengan yang lainnya, itu artinya pelaku pasar juga sejalan dengan prediksi ekonom dari Goldman Sachs.
Jika benar terjadi, hal tersebut akan menjadi kejutan lagi di pasar finansial, mengulangi kejutan The Fed pada tahun lalu. Di awal tahun lalu, The Fed masih berencana menaikkan suku bunga, tetapi pada akhirnya memangkas suku bunga sebanyak 3 kali, masing-masing 25 bps.
Sementara di awal bulan ini, The Fed masih menegaskan akan menahan suku bunga 1,5-1,75% di tahun ini, tetapi kini diprediksi akan agresif memangkas suku bunga. Pemangkasan suku bunga ataupun pelonggaran moneter lainnya cenderung membawa Wall Street menguat, dan mengirim hawa positif ke bursa saham lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Pages
Most Popular