
Wabah Corona Mendunia, Proyek Gasifikasi Bukit Asam Molor
Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 March 2020 12:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran wabah virus corona (COVID-19) ke lebih dari 60 negara di dunia membuat ekonomi dunia terganggu. Efek virus corona tersebut juga membuat PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menunda rencana proyek gasifikasi gas.
Proyek gasifikasi yang akan dikerjakan Bukit Asam berpartner dengan PT Pertamina (Persero) dan perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Air Products and Chemicals, Inc. Proyek ini terpaksa molor karena tak jadi ditandatangani langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Donald Trump bulan Maret ini.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan penandatanganan ini seharusnya dilakukan di AS dalam gelaran pertemuan pemimpin negara ASEAN dengan Amerika Serikat yang seharusnya dilakukan pada 14 Maret ini.
"Masih yang program yang lama, memang rencana mau tanda tangan di Amerika sesuai rencana saat presiden menghadiri ASEAN Summit tapi karena ada wabah corona kan Presiden Trump tunda acara ini, jadi otomatis akan menyesuaikan nanti," kata Arviyan ketika ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Arviyan mengatakan, proyek gasifikasi ini seharusnya sudah masuk dalam tahap akhir yakni memulai eksekusi gasifikasi. Namun sayang, karena wabah ini Bukit Asam tak bisa memastikan hingga kapan proyek ini akan molor.
"Ya nunggu situasi inilah. Sampai sekarang kita nunggu sampe kapan, mereka juga ke sini ga bisa, ini kan musibah internasional," tambah dia.
Adapun proyek gasifikasi ini merupakan kerja sama hilirisasi mulut tambang menjadi dimethylether (DME). Melalui teknologi gasifikasi, batubara akan diubah menjadi syngas yang kemudian akan diproses kembali menjadi produk akhir (jadi).
Rencananya, usaha gasifikasi batubara ini akan berlokasi di Mulut Tambang Batubara Peranap, Riau, dan memiliki kapasitas produksi 1,4 Juta Ton DME per-tahun dengan kebutuhan batubara sebesar 9,2 Juta ton per-tahun-nya.
(hps/hps) Next Article Jokowi Minta Proyek Gasifikasi, Ini Jawaban PTBA
Proyek gasifikasi yang akan dikerjakan Bukit Asam berpartner dengan PT Pertamina (Persero) dan perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Air Products and Chemicals, Inc. Proyek ini terpaksa molor karena tak jadi ditandatangani langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Donald Trump bulan Maret ini.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan penandatanganan ini seharusnya dilakukan di AS dalam gelaran pertemuan pemimpin negara ASEAN dengan Amerika Serikat yang seharusnya dilakukan pada 14 Maret ini.
Arviyan mengatakan, proyek gasifikasi ini seharusnya sudah masuk dalam tahap akhir yakni memulai eksekusi gasifikasi. Namun sayang, karena wabah ini Bukit Asam tak bisa memastikan hingga kapan proyek ini akan molor.
"Ya nunggu situasi inilah. Sampai sekarang kita nunggu sampe kapan, mereka juga ke sini ga bisa, ini kan musibah internasional," tambah dia.
Adapun proyek gasifikasi ini merupakan kerja sama hilirisasi mulut tambang menjadi dimethylether (DME). Melalui teknologi gasifikasi, batubara akan diubah menjadi syngas yang kemudian akan diproses kembali menjadi produk akhir (jadi).
Rencananya, usaha gasifikasi batubara ini akan berlokasi di Mulut Tambang Batubara Peranap, Riau, dan memiliki kapasitas produksi 1,4 Juta Ton DME per-tahun dengan kebutuhan batubara sebesar 9,2 Juta ton per-tahun-nya.
(hps/hps) Next Article Jokowi Minta Proyek Gasifikasi, Ini Jawaban PTBA
Most Popular